Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup menguat di tengah pasar sedang mencermati rilis inflasi Amerika Serikat (AS) nanti malam waktu Indonesia.
IHSG ditutup menguat 23,75 poin atau 0,35 persen ke posisi 6.862,06. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,69 poin atau 0,30 persen ke posisi 903,91.
"IHSG dan bursa regional Asia cenderung menguat di tengah penantian pasar akan rilis data inflasi AS Oktober 2023, dimana data tersebut akan menjadi pertimbangan bank sentral AS terhadap suku bunga acuan kedepannya," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Sementara itu, Morgan Stanley memprediksi The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya pada Juni 2024 dan juga saham dan obligasi akan bertumbuh.
Morgan Stanley memperkirakan ekonomi Amerika pada awal tahun masih tertekan, namun akan pulih setelahnya.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed AS baru akan terjadi pada semester II-2024, dengan total penurunan secara kumulatif sebesar 50 basis poin (bps).
Sebelumnya, pasar menantikan pembicaraan yang sangat dinanti antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping untuk mendapatkan petunjuk mengenai hubungan AS dan China
Biden dan Xi dijadwalkan bertemu di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik atau APEC pada pekan ini, di tengah harapan akan peningkatan hubungan antara dua negara dengan ekonomi terbesar tersebut.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor meningkat yaitu dipimpin sektor transportasi & logistik sebesar 1,36 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup menguat di tengah pasar cermati rilis inflasi AS