Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup turun mengikuti bursa kawasan, seiring pasar masih mencermati konflik yang terjadi di Timur Tengah.
IHSG ditutup melemah 11,71 poin atau 0,17 persen ke posisi 6.927,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,21 poin atau 0,77 persen ke posisi 925,41.
“Bursa Asia bergerak mixed (variatif) di tengah sikap hati-hati investor akibat semakin memanasnya peperangan antara Israel dan Hamas,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Presiden Joe Biden dan para pemimpin Arab pada hari ini batal melakukan pertemuan menyusul adanya serangan yang mengarah ke rumah sakit di Gaza.
Dengan semakin meningkatnya ketegangan tersebut, minyak mentah dan emas kembali naik, dimana hari ini minyak mentah WTI bergerak di kisaran 86 sampai 88 dolar AS per barel.
Sementara itu, China melaporkan pertumbuhan ekonomi naik, dan penjualan ritel naik 5,5 persen year on year (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 4,6 persen (yoy), atau merupakan kenaikan terbesar selama empat bulan.
Namun demikian, krisis properti masih menjadi ancaman terbesar China, yang mana salah satu perusahaan properti di China, Country Garden Holdings Co sedang mengalami gagal bayar untuk pertama kalinya karena telah melewati masa tenggang pembayaran kupon obligasi dolarnya.
Hal tersebut berdampak terhadap indeks saham properti China yang menunjukkan titik terendah sejak 2009, ditambah merosotnya penjualan rumah juga memperparah krisis properti di China.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup melemah, pasar masih cermati konflik di Timur Tengah