Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon, Jawa Barat, menggencarkan gerakan diversifikasi pangan lokal yang menyasar ibu rumah tangga untuk mengurangi ketergantungan konsumsi makanan pokok beras.
"Ibu-ibu itu sebagai food maker, jadi mereka yang akan menentukan makan apa di rumah," kata Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKP3 Kota Cirebon Elmi Masruroh di Cirebon, Kamis.
Langkah sosialisasi itu, kata dia, dilakukan lewat kampanye pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) di Kota Cirebon yang dilaksanakan setiap saat.
Tujuan utama dalam sosialisasi itu untuk mengedukasi masyarakat, khususnya ibu rumah tangga untuk menghidangkan pangan lokal singkong, umbi-umbian dan lain-lain sebagai makanan pokok keluarga pengganti beras.
"Jadi setelah beranekaragam, masyarakat mengonsumsinya apalagi menggantinya dengan pangan lokal dapat mengurangi ketergantungan pada beras atau nasi," ujarnya.
Menurut dia, semakin ke sini harga beras di pasaran cenderung naik, karena luas panen berkurang dan diperparah dengan dampak El Nino pada musim kemarau.
Selain itu, luas sawah semakin berkurang, tidak hanya di Kota Cirebon saja tapi hampir terjadi di semua daerah.
Oleh karenanya, ia menilai pemerintah pusat sengaja kembali mengampanyekan gerakan diversifikasi pangan supaya setiap daerah mampu mengembangkan komoditas lokal.