Menurut dia, hal tersebut cukup wajar karena aksesibilitas dan desain stasiun di Daop 3 Cirebon belum mengakomodir untuk melayani angkutan barang.
"Kelasnya belum menjadi destinasi atau origin untuk angkutan barang. Tapi kalau frekuensi KA yang lewat, baik berakhir maupun berangkat dari Jakarta-Surabaya, angkutan peti kemas terutama, itu pasti lewat sini," jelasnya.
Baca juga: Sepanjang Januari-Juni 2023, sebanyak 34 orang tewas di jalur KA Daop Cirebon
Dalam sistem logistik nasional kereta api, menurut Dicky, Daop 3 Cirebon memiliki emplasemen, jumlah kapasitas jalur, kemudian rancangan kapasitas lintas mulai dari Cikampek-Brebes yang desainnya relatif pendek.
Artinya, untuk mengakomodir angkutan besar oleh suatu perusahaan itu masih belum berkembang. "Sehingga untuk angkutan barang dengan 30 gerbong atau bahkan lebih, Daop 3 Cirebon belum optimal," katanya.
Dicky mengatakan dalam waktu dekat Daop 3 Cirebon mengembangkan Stasiun Cangkring untuk mendukung aktivitas angkutan ritel.
"Mungkin nanti ada rotan dan produk-produknya ritel. Beberapa perusahaan kita jadikan satu dalam sebuah rangkaian, dengan memakai kontainer," ucap dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Volume angkutan barang KAI Daop 3 Cirebon capai 281 ribu ton