Holding BUMN bidang pertahanan Defend Id, fokus pada pengurangan komponen impor dalam setiap produk yang diproduksi, demi menguatkan industri pertahanan Indonesia.
"Jadi kan itu merupakan KPI kami juga, bagaimana kita mengurangi komponen impor. Kita mengutamakan substitusi dari impor. Itu sekarang sudah berjalan," kata Dirut Defend Id Bobby Rasyidin di Bandung, Rabu.
Baca juga: Pindad fokus selesaikan tank Harimau dan produk industrial 2023
Seiring dengan itu, kata Bobby, pihaknya menekankan bagaimana meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang telah dimulai, bahkan pada 2024 mendatang persentase penggunaan komponen lokal ini ditargetkan jauh lebih besar.
"Kalau secara umum Defend id, rata-rata TKDN eksisting sekitar 40 persenan, pada 2024 mendatang ditargetkan rata-rata lebih dari 50 persen," tuturnya.
Selanjutnya, kata dia, pihaknya juga berfokus pada tingkat kesiapan teknologi (technology readiness level/TRL), sampai transfer teknologi.
Untuk TRL, dia mencontohkan seperti produksi kendaraan taktis Maung yang rancangannya dibuat oleh PT Pindad sendiri, pembuatan kapal perang sendiri oleh PT PAL, dan juga pembuatan pesawat terbang oleh PT Dirgantara Indonesia.
"Untuk transfer teknologi, ada beberapa kerja sama yang termasuk di dalamnya transfer teknologi, seperti tank medium Harimau, dan juga pesawat Rafale," ucapnya.
"Jadi kan itu merupakan KPI kami juga, bagaimana kita mengurangi komponen impor. Kita mengutamakan substitusi dari impor. Itu sekarang sudah berjalan," kata Dirut Defend Id Bobby Rasyidin di Bandung, Rabu.
Baca juga: Pindad fokus selesaikan tank Harimau dan produk industrial 2023
Seiring dengan itu, kata Bobby, pihaknya menekankan bagaimana meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang telah dimulai, bahkan pada 2024 mendatang persentase penggunaan komponen lokal ini ditargetkan jauh lebih besar.
"Kalau secara umum Defend id, rata-rata TKDN eksisting sekitar 40 persenan, pada 2024 mendatang ditargetkan rata-rata lebih dari 50 persen," tuturnya.
Selanjutnya, kata dia, pihaknya juga berfokus pada tingkat kesiapan teknologi (technology readiness level/TRL), sampai transfer teknologi.
Untuk TRL, dia mencontohkan seperti produksi kendaraan taktis Maung yang rancangannya dibuat oleh PT Pindad sendiri, pembuatan kapal perang sendiri oleh PT PAL, dan juga pembuatan pesawat terbang oleh PT Dirgantara Indonesia.
"Untuk transfer teknologi, ada beberapa kerja sama yang termasuk di dalamnya transfer teknologi, seperti tank medium Harimau, dan juga pesawat Rafale," ucapnya.