Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Yudhistira Nugraha mengatakan varietas baru itu belum dilepas ke pasar, namun calon varietas sedang dilakukan pengujian.
"Saat ini dalam generasi ke-7 dan 8, sehingga diharapkan dua tahun ke depan bisa dilepas menjadi varietas baru," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Kementerian Pertanian (sekarang sebagian pemulia bergabung dengan BRIN) sebetulnya telah melepas dan menyediakan varietas padi tahan kekeringan, di antaranya Inpari 38 tadah hujan, Inpari 39 tadah hujan, Cakrabuana, Padjdajaran, dan Inpari 42.
Ia mengatakan keunggulan varietas padi yang saat ini sedang diuji tidak hanya tahan kekeringan tetapi juga multitoleran terhadap cekaman lingkungan lainnya, seperti banjir dan salinitas.
BRIN saat ini masih melakukan konfirmasi toleransi kekeringan fase bibit. Selain di lahan persawahan, periset juga melakukan uji terhadap fase bibit kondisi terkontrol di rumah kaca.
"Kami menggabungkan gen dengan seleksi molekuler tidak hanya tahan kekeringan tapi juga tahan salinitas dan kebanjiran. Pengujian fase generatif sedang dilakukan penelitiannya," kata dia.
BRIN baru menguji varietas padi adaptif iklim ekstrem itu di lahan sawah dataran rendah di sekitaran Jawa Barat. Lahan uji itu dipilih karena mewakili kondisi lahan umumnya pada sentra-sentra produksi padi di Pulau Jawa.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN kembangkan varietas padi tahan iklim ekstrem