Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminimalisasi dampak bencana di wilayah Jawa Barat dengan melakukan sejumlah upaya peringatan dini di daerah tersebut.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Kamis, mengatakan dari bencana di Indonesia berjumlah 2.657 hari ini, sebanyak 458 kejadian berlokasi di Jawa Barat.
"Jawa Barat per hari ini sudah terjadi 458 dan merupakan provinsi yang paling tinggi kejadian bencananya di Indonesia," ujar Suharyanto saat memimpin Rapat Koordinasi Penyelenggaran Rehabilitasi dan Rekonstruksi di wilayah Provinsi Jawa Barat, yang diselenggarakan di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Terkait itu BNPB melakukan penanganan bencana untuk meminimalisasi dampak bencana bagi masyarakat di Jawa Barat.
Seperti bidang pencegahan sebagian daerah di Jawa Barat yang mempunyai pantai, berkaitan dengan bahaya gempa bumi dan tsunami, Pusdalops BPBD-nya akan dimodernisasikan sistem manajemen serta peralatannya.
"Sehingga diharapkan dengan memiliki, ketika terjadi bencana tsunami bisa melaksanakan peringatan secara dini sehingga dampak yang ditimbulkan bisa diminimalkan," ujar dia.
Kemudian saat penanganan darurat, ketika terjadi bencana harap mengeluarkan status darurat sehingga BNPB bisa turun memberikan bantuan sumber daya.
Bupati Subang Ruhimat yang juga hadir, mengapresiasi apa yang dilakukan BNPB ini karena relevan dengan kejadian bencana yang sedang terjadi di wilayah Kabupaten Subang.
"Para camat dan kepala desa di Subang sedang melakukan rapat karena masyarakat alami kekurangan air disaat masa tanam sekarang ini," kata Ruhimat.
Kegiatan ini diselingi pemaparan materi Dokumen R3P (Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana) Sebagai Acuan dan Dasar Penyelenggaraan Rehabilitasi Rekonstruksi di Wilayah Pascabencana, kemudian materi Evaluasi Penyelenggaraan Rehabitasi Rekonstruksi di Bidang Fisik Berkelanjutan, hingga materi Evaluasi Penyelenggaraan Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana di Bidang Sosial, Ekonomi dan SDA Berkelanjutan.
Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyebutkan lebih dari 1.000 hektare areal persawahan mengalami kekeringan pada musim kemarau panjang sebagai dampak fenomena El Nino.
"Dampak kemarau tidak terhindarkan. Ya sekarang sudah banyak areal sawah yang kekeringan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Asep Hazar di Karawang, Rabu.
Ia mengatakan, areal sawah yang dilanda kekeringan tersebar di sejumlah kecamatan sekitar Karawang. Namun yang terbanyak berada di Kecamatan Banyusari dan Pakisjaya.
Baca juga: BPBD Kabupaten Bekasi distribusikan 75.000 liter air bersih
Untuk areal sawah di kecamatan lain seperti di Batujaya, Rawamerta, Tirtajaya, Rengasdengklok, Cibuaya, Pedes, Kutawaluya, dan kecamatan lainnya yang mengalami kekeringan hanya per spot.
Sawah yang kekeringan di Kecamatan Banyusari dan Pakisjaya cukup luas, berada dalam satu kesatuan hamparan ratusan hektare sawah.
Asep Hazar mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan Perusahaan Jasa Tirta II Jatiluhur terkait suplai air di saluran irigasi. Kini di beberapa daerah cukup aman pasokan airnya.
Namun itu hanya bisa dimanfaatkan untuk mengairi areal sawah yang dekat dengan saluran irigasi. Untuk mengairi areal sawah yang jauh dari irigasi, petani tetap harus menggunakan pompa.
Dalam mengantisipasi dampak El Nino, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang melakukan sejumlah langkah.
Baca juga: Pemkab Bogor distribusi 970.000 liter air bersih ke daerah kekeringan
Selain berkoordinasi dengan Perusahaan Jasa Tirta II Jatiluhur, pihaknya juga melakukan perluasan areal tanam baru, juga dilakukan gerakan percepatan masa tanam, peningkatan indeks pertanaman, mekanisasi, serta optimalisasi pompa dan embung.
Upaya antisipasi lain yang dilakukan ialah menggunakan varietas padi unggul yang tahan terhadap kondisi kering.
Ditanya apakah kekeringan akan berdampak terhadap capaian produksi, Asep Hazar menyampaikan kalau itu pasti berdampak. Namun pihaknya berharap dampaknya tidak terlalu besar.
Sementara itu untuk mengatasi kekeringan di waktu mendatang, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan akan berupaya untuk fokus melakukan penanganan saluran irigasi serta pembangunan embung.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB minimalisasi dampak bencana dengan peringatan dini di Jabar
BNPB minimalisasi dampak bencana dengan peringatan dini di Jawa Barat
Jumat, 25 Agustus 2023 6:16 WIB