Ramallah (ANTARA) - Otoritas Palestina pada Minggu menyambut baik keputusan Arab Saudi untuk menunjuk seorang duta besar untuk negara tersebut, dan mengatakan bahwa Riyadh telah membuat keputusan yang tepat.
"Dengan keputusan ini, Arab Saudi telah menunjukkan bahwa mereka mendukung rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," kata Wasel Abu Youssef, anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, kepada Anadolu.
Dia mengatakan semua negara, termasuk negara-negara Arab memiliki peran penting untuk melakukan berbagai upaya untuk mendukung rakyat Palestina.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan bahwa keputusan Riyadh menunjuk duta besarnya untuk Palestina mencerminkan bahwa masalah Palestina merupakan bagian dari kepentingan Arab Saudi, yang merupakan salah satu prinsip paling signifikan dari kebijakan luar negerinya.
Naif bin Bandar Al-Saud ditunjuk menjadi duta besar pertama Arab Saudi untuk Palestina. Al-Saud telah menyerahkan surat kredensialnya sebagai dubes kepada otoritas Palestina pada Sabtu (12/8).
Sebelumnya, Arab Saudi tidak membuka kantor diplomatik resmi di wilayah Palestina. Segala urusan terkait Otoritas Palestina ditangani oleh Kedutaan Besar Arab Saudi di Amman.
Al-Saud akan menjabat sebagai duta besar yang berkedudukan di luar wilayah Palestina dan berkantor di Amman, Yordania.
Berbelok ke China
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki pada Kamis mengatakan negaranya semakin melirik dan berbelok kepada China karena kecewa dengan pemerintahan Presiden AS Joe Biden yang tak kunjung menepati janjinya."Tiga tahun telah berlalu sejak janji Presiden Biden, tetapi kami tidak melihat (hasil) apa pun selain dukungan keuangan untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan rumah sakit di Yerusalem Timur," kata Maliki kepada wartawan di kantor Kementerian Luar Negeri di Tepi Barat yang diduduki.
Maliki juga menyampaikan kekecewaan Palestina atas sikap AS dalam menanggapi pelanggaran yang dilakukan oleh Israel, termasuk serangannya baru-baru ini di kota Jenin.
Pemerintahan Biden mengecewakan, katanya.
Oleh karena itu, Maliki mengatakan bahwa Palestina kini lebih berharap kepada China, yang mendukung keanggotaan penuh Palestina dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“China tidak hanya berupaya meningkatkan kehadiran ekonominya, tetapi juga kehadiran politiknya di Timur Tengah. Banyak negara di dunia menginginkan dukungan China karena telah menjadi pemain global yang penting,” ujarnya.
“Tidak ada proses perdamaian di Timur Tengah. Jika itu terjadi di masa depan, kenapa China tidak dilibatkan bersama negara-negara lain?” tambahnya.
Mengenai klaim baru-baru ini tentang upaya normalisasi antara Israel dan Arab Saudi, Maliki menekankan bahwa Arab Saudi menganut solusi dua negara sebagai syarat untuk normalisasi hubungan dengan Israel, termasuk mendukung pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.“Kami berharap Arab Saudi akan mempertahankan pendiriannya dan tidak menyerah pada tekanan apa pun. Kami ingin Arab Saudi mendengarkan kami, pemilik yang sah, dan berunding dengan kami tentang masalah ini," kata dia.
Negosiasi perdamaian antara Palestina dan Israel terhenti pada April 2014 karena berbagai faktor, termasuk langkah Israel untuk melanjutkan pembangunan permukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat yang diduduki dan menolak solusi dua negara dengan Palestina.
Palestina menuding AS berpihak pada Israel dan bersikap bias dalam kelanjutan proses perdamaian yang macet antara kedua negara.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Palestina sambut baik penunjukan dubes Arab Saudi untuk negaranya