Garut (ANTARA) - Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Enjang Tedi mengatakan siap mengusulkan aspirasi guru SMA Terbuka yang mengharapkan ada kenaikkan insentif dari sebelumnya Rp950 ribu per bulan bisa lebih besar sebagai bentuk dukungan pemerintah agar guru lebih semangat melaksanakan tugasnya.
"Kita akan dorong pemerintah agar menaikkan insentif untuk guru pamong, sesuai aspirasi yang mereka sampaikan," kata Enjang usai menggelar Reses ke-3 DPRD Provinsi Jawa Barat di Desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Selasa.
Ia menuturkan dalam kegiatan reses itu menghadirkan sejumlah kalangan masyarakat, termasuk di antaranya guru pamong atau guru yang bertugas di sekolah terbuka tingkat SMA sederajat.
Usulan dari guru pamong itu, kata dia, mengharapkan anggota DPRD Jabar untuk mengusulkan ke Pemerintah Provinsi Jabar agar menaikkan insentif lebih tinggi dari yang selama ini diterima sebesar Rp950 ribu per bulan.
"Mereka ini menerima honor Rp950 ribu per bulan, mereka mengusulkan ada kenaikan, namun permintaan besarannya tidak ada, untuk itu akan kami dorong di provinsi," kata Enjang.
Ia menyampaikan Komisi V sebagai mitra kerja dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jabar akan menyampaikan aspirasi guru SMA Terbuka di Garut terkait perhatian insentifnya yang sudah bertahun-tahun menerima honor sebesar Rp950 ribu.
Program guru SMA Terbuka yang sudah berjalan sejak 2017 itu, kata dia, tentu harus ada kajian kembali terkait pemberian honornya agar tidak telat seperti kejadian tahun 2022 sempat tersendat pembayarannya karena ada beberapa masalah.Enjang berjanji pada sidang paripurna nanti dalam pembahasan anggaran untuk tahun 2024 akan disampaikan terkait keinginan guru di Garut tentang menaikkan honor guru SMA Terbuka.
"Mudah-mudahan tahun sekarang kita usulkan, nanti di 2024 bisa terealisasi, ada kenaikan, kenaikannya tentu akan disesuaikan dengan kemampuan anggaran," kata Enjang.
Ia menambahkan guru untuk sekolah terbuka itu merupakan program legal pemerintah untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi siswa yang berada di pelosok daerah atau jauh dari sekolah induk.
Tercatat, kata dia, di Garut ada 300 lebih guru sekolah terbuka yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang biasa digelar di bangunan madrasah atau pesantren.
"Guru pamong ini memiliki tugas untuk mengajar di sekolah terbuka yang ada di daerah, atau jauh dari sekolah induk," kata Enjang.