Selain itu, menurutnya, masyarakat sekitar pun harus ikut berperan untuk membantu keluarga berisiko stunting, seperti masyarakat yang mampu memberikan makanan tambahan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Baca juga: Pemkot Bandung dan beberapa chef gelar dapur cegah stunting
"Faktor lainnya, keluarga berisiko yang berada di kawasan kumuh masih butuh banyak perbaikan, air bersih, ventilasi, jarak antar rumah, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Masalah mind set masyarakat juga perlu kita ubah secara perlahan. Sebab layak berhunian ini bisa jadi hambatan besar untuk kita membebaskan stunting di Kota Bandung," ucap Ema.
Oleh karena itu ia mengimbau agar sosialisasi aplikasi e-Penting harus masif agar data balita di Kota Bandung pada tiap wilayah bisa dilihat secara real time.
"E-Penting adalah pintu awal. Terus kita lakukan update sehingga bisa terlihat progresnya. Dari sana kita bisa cek mana anak yang harus difokuskan untuk penanganan stunting mana yang sudah bagus. Ini bekerja real time. Jadi semua harus turut serta dalam penanggulangan stunting ini," ucapnya.