"eFishery alhamdulillah sekarang jadi unicron, atau startup yang mendapatkan saldo asing triliunan. Itu pertama di Indonesia yang lokasinya bukan di Jakarta," ucapnya.
Juwanda mengaku sangat bangga dengan apa yang dilakukan eFishery. Hal itu membuktikan bahwa Jabar bisa menjadi pusat teknologi, khususnya di Kota Bandung.
"Kami banyak sekali menyebarkan komputer, alat-alat digital di desa dengan harapan dia bisa di-training marketplace Tokopedia, Shopee, gimana caranya produk mereka bisa dijual di marketplace," katanya.
Selain itu, Juwanda mengatakan bahwa Gubernur Jabar Ridwan Kamil memiliki visi ke depan layanan publik tidak perlu lagi datang ke kantor namun cukup diakses melalui Aplikasi Sapawarga.
Baca juga: Ridwan Kamil: Pasar Kreatif Jabar wadah bagi pelaku ekonomi kreatif
Baca juga: Ridwan Kamil: Pasar Kreatif Jabar wadah bagi pelaku ekonomi kreatif
"Kami harusnya melihat pusat pemerintahan atau layanan itu sepi dari antrean karena warganya mengakses semua layanan dari rumah seperti Estonia," ujarnya.
Dia memaparkan Estonia pada tahun 90-an lebih miskin dibanding Indonesia. Namun saat ini jumlah pendapatan per kapita penduduk Estonia mencapai Rp600 juta per tahun.
"Kuncinya digitalisasi. Di Estonia, mau ngurus apa pun dari rumah, kalau misalkan ke dokter gak perlu kartu rumah sakit, kita mau ngambil resep obat, ngambilnya pake KTP. Anak lahir langsung dapat KTP, KK, Akta, BPJS dan sekolahnya tau dimana," katanya.
"Hal ini penting karena dengan digital, bisa menjadi negara maju," kata dia.
Pembangunan desa di era Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menurutnya, berbuah signifikan dan luar biasa. Tercatat kondisi strata desa di Jabar pada 2022 adalah 1.671 desa berkembang, 2.511 desa maju, dan 1.130 desa mandiri dan tidak ada lagi desa tertinggal dan desa sangat tertinggal.
"Kriteria itu hasil penilaian Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi," katanya.