PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) menyatakan salah satu pengembangan usaha pada tahun 2023 ialah memantapkan proses kelompok usaha bank (KUB), khususnya terhadap Bank Bengkulu.
"Dapat kami sampaikan bahwa penempatan dana untuk penyertaan tahap kedua senilai Rp150 miliar telah dilakukan dan sedang berproses untuk izin pengefektifannya dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan), sehingga total nilai penyertaan modal dalam KUB yang dilakukan nantinya akan berjumlah Rp250 miliar," kata Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi, di Bandung, Rabu.
Setelah persetujuan diperoleh, kata Yuddy, akan diikuti dengan izin penambahan anggota KUB yang apabila berjalan dengan lancar seluruh proses akan dapat rampung dalam waktu dekat di tahun 2023 ini.
Ia mengatakan kinerja perbankan di tahun 2023 ini dibayang-bayangi tantangan atas dampak kenaikan suku bunga acuan yang telah berlangsung sejak tahun 2022.
Demikian juga Bank BJB sepanjang semester pertama 2023, dengan pengelolaan bisnis yang baik, pertumbuhan gradual secara kuartalan pun tetap terlihat positif.
Dalam paparan "earning call 2nd quarter 2023", merujuk pada laporan keuangan yang sudah dipublikasikan, aset Bank BJB sampai dengan posisi Juni 2023 tercatat Rp177,7 triliun atau meningkat sebesar 3,1 persen secara tahunan (y-o-y)..
Catatan tersebut dikontribusi dari penyaluran kredit dan pembiayaan yang tumbuh pada semester pertama 2023 ini sebesar 10 persen secara year on year menjadi Rp121,3 triliun, disalurkan lebih selektif jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 10,3 persen, dengan membatasi pertumbuhan pada segmen yang memiliki hasil imbal rendah dan mendorong pertumbuhan pada segmen yang memiliki hasil imbal (yield) lebih tinggi untuk mengimbangi tekanan biaya dana.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pertumbuhannya mengimbangi penyaluran kredit yang diberikan dengan menjaga rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) optimal per Juni sebesar 90,4 persen.
Juga rasio-rasio likuiditas lainnya sesuai ketentuan regulator yang ada, dimana pertumbuhan DPK sampai dengan bulan Juni tahun 2023 melambat 3,1 persen year on year menjadi Rp129 trilliun, sekaligus mengantisipasi kondisi kenaikan suku bunga acuan melalui rebalancing aset dan liabilitas yang sensitif dengan memastikan kondisi likuiditas terjaga dengan baik.
Adapun Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) terjaga pada level 1,2 persen dengan coverage level 119,1 persen. Sedangkan rasio Permodalan (CAR) berada pada level 20,1 persen.
Capaian tersebut mendorong raihan laba sebesar Rp1,1 triliun sampai dengan akhir Juni 2023 atau sepanjang semester I tahun 2023 secara konsolidasi, yang secara kuartalan gradual telah mengalami pertumbuhan positif, dimana pada triwulan pertama mencatat laba Rp446 miliar dan triwulan kedua mencatat Rp657 milliar.
Yuddy Renaldi, menyampaikan meski tekanan khususnya dari dampak suku bunga masih ada, bank akan terus bekerja keras untuk menjaga momentum pertumbuhan tersebut sampai dengan akhir tahun ini, dengan melakukan pengelolaan asset dan liabilitas yang optimal, meningkatkan fee based income, juga mendorong efisiensi baik melalui suku bunga maupun dalam setiap kegiatan operasional.
Menurut Yuddy, ke depan, Bank BJB akan fokus dalam mendorong pendapatan lainnya melalui produk layanan berbasis fee based income, mengoptimalkan ekosistem yang dikelola, juga meningkatkan product holding dari nasabah-nasabah yang ada.
Dalam hal pertumbuhan bisnis, Bank BJB mengambil langkah selektif untuk pertumbuhan yang berkualitas sekaligus menjaga yield yang memadai.
Yuddy optimistis bahwa kinerja Bank BJB hingga akhir tahun akan terus berkembang baik, dengan proyeksi pertumbuhan pada level 9 hingga 11 persen untuk kredit, dimana porsi kredit dengan yield yang lebih tinggi akan diutamakan untuk mengimbangi tekanan biaya dana.
"Kami melihat ruang pertumbuhan untuk penyaluran kredit masih cukup baik didukung dengan berbagai kebijakan yang ada untuk mendorong pemulihan ekonomi, meski masih terdapat tekanan pada biaya dana," ujar Yuddy.