Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan nilai tukar rupiah menunjukkan kinerja yang lebih baik dari dolar Amerika Serikat (AS).
“Nilai tukar rupiah kita termasuk yang mengalami apresiasi, dibandingkan dolar AS dan banyak negara yang sudah terkoreksi cukup dalam,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Juli 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Kementerian Keuangan mencatat nilai tukar rupiah tetap melanjutkan tren apresiasi sejak awal tahun 2023, dengan capaian 4,7 persen year-to-date (ytd) per 21 Juli 2023.
Sementara indeks dolar AS masih terdepresiasi di level 2,4 persen akibat persepsi pasar atas arah kebijakan moneter AS.
Selain dolar AS, sejumlah negara juga menunjukkan nilai tukar yang terdepresiasi, seperti won Korea Selatan yang terdepresiasi di level 1,8 persen, ringgit Malaysia 3,6 persen, dan yen Jepang 8,1 persen.
Di sisi lain, arus modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia masih mencatatkan inflow hingga minggu ketiga bulan Juli.
Inflow ke Surat Berharga Negara (SBN) tercatat sebesar Rp86,18 triliun ytd, dengan inflow pada Juni sebesar Rp17,53 triliun.