“Jadi, semua konsepnya itu adalah kehidupan personal, kehidupan lokal, yang terkustomisasi, kecil dalam ukuran namun berdampak besar. Kalau anak muda sekarang bilang ini wisata healing,” kata Sandi.
Dengan potensi itu, Kemenparekraf menargetkan para pelaku usaha untuk mampu mengelola berbagai obyek wisata Tanah Air sesuai dengan minat pasar. Kolaborasi lintas kementerian, akademisi, pelaku usaha hingga komunitas menjadi strategi kunci bagi pariwisata yang berhasil.
“Semakin banyak pelaku usaha yang mengelola, semakin banyak juga pariwisata Indonesia yang memberikan dampak berkualitas dan berkelanjutan. Saya yakin dari total 2.500 lebih perusahaan pengelola wisata ini sangat mengerti bagaimana kita bisa mendorong wisata minat khusus ini,” ujar Sandi.
Sandi mengatakan segala infrastruktur baru yang dibangun pada obyek-obyek wisata, juga akan selalu diupayakan mengutamakan aspek keberlanjutan dari lingkungan. Upaya itu juga diiringi dengan sertifikasi standar pariwisata berkelanjutan yang dikomandoi Indonesia Sustainable Tourism Council.
“Pariwisata ini harus juga menjadi sektor yang memberikan dampak ekonomi yang berkelanjutan, ekonomi hijau sehingga kegiatan pariwisata ini juga bisa membantu menangani isu-isu perubahan iklim,” Sandiaga menjelaskan.