Kematian Nahel memicu protes massa di Nanterre, yang menyebabkan bentrokan antara masa pemrotes dan polisi.
Jaksa Prancis mengatakan bahwa petugas yang telah membunuh remaja tersebut telah didakwa dengan pembunuhan secara disengaja dan ditahan dalam penahanan pra-sidang.
Sebelumnya, ketegangan meningkat selama unjuk rasa yang dipimpin oleh ibu Nahel di Nanterre. Kepolisian Paris melaporkan bahwa lebih dari 6.000 orang bergabung dalam aksi protes tersebut.
"Saya merasa tidak aman. Ketika saya pergi ke luar dan melihat polisi, saya pikir mungkin mereka akan menembak saya," kata Sophia, seorang gadis berusia 17 tahun yang ikut aksi protes, kepada radio France Info.
Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin pada Kamis mengatakan kepada wartawan bahwa 40.000 petugas polisi, termasuk 5.000 di Paris, akan dikerahkan di daerah-daerah pinggiran ibu kota Paris untuk kemungkinan adanya demonstrasi.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rasialisme dituding jadi motif penembakan remaja oleh polisi Prancis