Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendorong investasi hijau melalui berbagai macam upaya, salah satunya lewat Forum West Java Energy Forum (WJEF), yang digelar di Kota Bandung.
"Ini adalah gambaran masa depan energi hijau di Jabar. WJEF menjadi forum penting guna mencari cara yang inovatif dalam menjawab tantangan pembiayaan proyek hijau Jawa Barat guna mewujudkan Indonesia Net Zero Emission 2060," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat membuka acara West Java Energy Forum (WJEF) di Kota Bandung, Senin.
Baca juga: BI: Jabar berpotensi yang pertama beralih ke kendaraan listrik
Baca juga: BI: Jabar berpotensi yang pertama beralih ke kendaraan listrik
Gubernur Ridwan Kamil mengatakan, Indonesia akan menjadi top of mind energi baru terbarukan di dunia sejalan dengan melimpahnya cadangan sumber daya yang dimiliki.
Secara khusus Jabar memiliki berbagai potensi sumber daya energi baru terbarukan (EBT), diantaranya saat ini Jabar sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya di atas air terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas produksi listrik mencapai 145 MW.
Selain itu, Jabar juga memiliki Plastic Waste Recyling Plant atau waste to energy terbesar di Indonesia dengan kapasitas pengolahan sampah mencapai 24.000 ton per hari.
Sebagai provinsi yang memiliki pabrik Electric Vehicle (EV) terbesar di Indonesia, Jabar memiliki 12 proyek EBT yang membutuhkan investasi hingga pembiayaan hijau mencapai 82 juta dolar AS.
Yakni di kawasan utara sebanyak empat proyek (dua proyek panas bumi dan dua proyek mikro hidro) serta delapan proyek EBT di kawasan selatan baik energi panas bumi, surya, angin, dan air.
Forum ini mengambil tema “Unlocking Sustainable Financing for West Java Circular Economy Development".
Gubernur berharap ada titik temu harga jual produksi EBT dari sektor swasta dengan PT. PLN karena menurutnya, potensi yang besar akan sulit berkembang jika harga jual ke PLN masih di bawah harga produksinya.