Jakarta (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Senin, memutuskan mengangkat Direktur Information Technology (IT) dan Direktur Risk Management yang baru yaitu Saladin D. Effendi dan Grandhis Helmi H.
Sebelumnya, Direktur Information Technology (IT) dijabat oleh Achmad Syafii dan Direktur Risk Management dijabat oleh Tiwul Widyastuti, yang keduanya telah diberhentikan secara hormat dalam RUPST.
Saladin D. Effendi sebelumnya menjabat sebagai Chief Information and Security Officer di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan Grandhis Helmi H. sebelumnya menjabat sebagai Group Head Commercial Risk 1 di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyampaikan penunjukan pengurus tersebut berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan, serta memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ia berharap perubahan susunan pengurus akan mendukung penguatan transformasi digital dan culture BSI untuk mendorong akselerasi bisnis, memperkuat kontribusi perseroan dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah, serta mendukung upaya pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional
“Kami meyakini keputusan pemegang saham ini akan menjadikan pengurus perseroan semakin solid, meraih kinerja yang berkelanjutan dan mampu membawa BSI semakin berperan dalam pertumbuhan perbankan syariah untuk go global,” ujar Hery.
Selain itu, dalam RUPST, perseroan juga mengangkat Muliaman Darmansyah Hadad sebagai Komisaris Utama/ Independen menggantikan Adiwarman Azwar Karim yang dirotasi menjadi Wakil Komisaris Utama/Independen.
Muliaman merupakan mantan Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK periode 2012-2017 dan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia periode 2006-2011 dan periode 2011-2012.Kemudian, perseroan mengangkat Abu Rokhmad sebagai Komisaris, dan memberhentikan dengan hormat Nizar Ali sebagai Komisaris.
Belanja TI Rp580 miliar
Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyiapkan belanja modal (capital expenditure) sebesar Rp580 miliar untuk memperkuat teknologi informasi (IT) dan keamanan data pada tahun 2023.
“BSI menganggarkan capex untuk IT dan digital Rp580 miliar, ini lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya. Realisasi anggaran ini khususnya IT dan digital, termasuk pengamanan prioritas kita,” ujar Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta dalam konferensi pers setelah RUPST di Jakarta, Senin.
Bob menyebut perseroan berkomitmen untuk terus memperkuat IT dan keamanan data nasabah di tengah tantangan digital di tingkat global, sehingga alokasi capex tersebut diharapkan bisa meningkatkan kualitas layanan digital dan keamanan data perseroan ke depan.
“BSI berkomitmen untuk memperkuat sistem digitalisasi dan keamanan data, yang ditujukan dengan peningkatan alokasi belanja IT dan digital tahun ini,” ujar Bob.
Sementara itu, dalam rangka transformasi digital, Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyebutkan perseroan sedang mempersiapkan proyek super aplikasi (super apps) generasi terbaru untuk BSI Mobile Banking.
“Super apps akan menawarkan fitur cukup menarik. Tidak hanya fitur transaksi, tapi lifestyle akan memudahkan nasabah melakukan transaksi, misal membeli tiket, top up,” ujar Hery.
Ia mengatakan perseroan berkomitmen untuk memperkuat transformasi digital dan culture untuk merealisasikan visi sebagai Top Ten Global Islamic Bank pada 2025.Kemudian, perseroan juga akan terus mengoptimalkan potensi pengembangan Islamic Ecosystem di dalam negeri, dengan meningkatkan literasi keuangan syariah, menyasar ekosistem Ziswaf, masjid, pendidikan, kesehatan, dan industri manufaktur lainnya.
“Sejalan dengan dukungan pemegang saham dan momentum pertumbuhan ekonomi, kami meyakini kinerja BSI akan terus membaik. Ke depan, kami akan terus memacu pengembangan bisnis dan layanan agar dapat memenuhi ekspektasi nasabah dan seluruh stakeholder perseroan,” ujar Hery.
Dalam RUPST, para pemegang saham menyetujui akan membagikan dividen tunai sebesar Rp9,24 per lembar saham untuk tahun buku 2022.
Total dividen tunai perseroan senilai Rp426,02 miliar atau setara 10 persen dari laba bersih perseroan tahun 2022, dengan 20 persen lainnya disisihkan untuk cadangan wajib, dan 70 persen sisanya akan dialokasikan sebagai laba ditahan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BSI angkat direktur teknologi dan manajemen risiko baru