Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sukabumi menargetkan pada 2023 ini tidak ada lagi kasus stunting baru atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
"Jangan sampai ada kasus stunting baru, Kabupaten Sukabumi harus zero new stunting," kata Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri di Sukabumi pada Kamis, (4/3).
Menurut Iyos, pada tahun ini stunting masih menjadi perhatian utama pemerintah baik di tingkat pusat hingga daerah, seperti Pemprov Jabar yang menargetkan di 2023 tidak ada lagi kasus stunting baru.
Adapun data kasus stunting pada 2022 di Kabupaten Sukabumi, dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tercatat di angka 24,2 persen dengan sampel 200 ribu balita, namun hasil metode penelitian Pemkab Sukabumi membuktikan di angka 5,3 persen dengan sampel seribu balita, maka dari itu pihaknya akan fokus kepada metode penelitian hasil akhir dengan angka 5,3 persen.
Dengan demikian, jika dilihat dari hasil sampel tersebut, di Kabupaten Sukabumi masih terdapat anak yang berstatus stunting sekitar 50-55 anak/balita. Maka dari itu agar tidak ada lagi kasus stunting baru, Pemkab Sukabumi pun terus melakukan berbagai upaya dengan meluncurkan sejumlah program mulai dari membentuk tim percepatan penurunan stunting (TPPS) di setiap kecamatan.
Kemudian program Percepatan Penurunan Laju Stunting (Pepeling), Gerakan Aksi Deteksi dan Intervensi Stunting (Gadis) hingga Lelang Kebaikan Peduli Stunting di mana dana tang terkumpul untuk mendukung program pengentasan stunting.