Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, memprioritaskan penurunan angka stunting di daerahnya bisa mencapai 4,4 persen pada akhir 2024, sebagai implementasi dari program pembangunan di sektor kesehatan.
Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Indramayu Dedi Taufik di Indramayu, Sabtu, mengatakan saat ini angka stunting di daerahnya mencapai 18,4 persen atau sekitar 2.308 anak mengalami stunting.
Baca juga: 407 anak di Indramayu dinyatakan bebas stunting pada 2024
Baca juga: 407 anak di Indramayu dinyatakan bebas stunting pada 2024
“Jumlah kasus ini kami upayakan harus turun atau berkurang pada akhir 2024,” katanya.
Ia menjelaskan penurunan stunting menjadi salah satu program strategis yang memerlukan kerja sama lintas sektor. Oleh karena itu seluruh perangkat daerah di Indramayu harus terlibat aktif dalam upaya ini.
Menurutnya, Pemkab Indramayu sudah menggulirkan sejumlah program untuk mempercepat proses penurunan angka stunting.
Dedi menyebutkan salah satu upaya itu adalah dengan menghimpun data stunting secara akurat, sehingga penanganan kasus bisa dilakukan tepat sasaran.
“Stunting bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan, tetapi semua perangkat daerah harus memastikan program mereka dapat memberikan intervensi terhadap faktor penyebab stunting,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah menerjunkan Tim Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) ke sejumlah daerah termasuk Kabupaten Indramayu.
Dedi menilai bahwa survei SSGI yang sedang berlangsung di Indramayu, dapat menghasilkan data valid untuk menjadi landasan bagi pemerintah daerah dalam menerapkan kebijakan guna menurunkan kasus stunting.