“Jika dilihat secara bulan ke bulan, inflasi pada Februari 2023 lebih rendah dibandingkan pada Januari 2023 yang sebesar 0,34 persen,” kata Pudji dalam konferensi pers yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran, penyumbang inflasi bulanan terbesar di Februari 2023 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,16 persen.
Selain itu terdapat kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, dengan deflasi terdalam berada pada kelompok transportasi yakni sebesar 0,22 persen.
“Komoditas penyumbang inflasi secara month to month terbesar di antaranya beras, rokok kretek filter, bawang merah, cabai merah, dan rokok putih. Sementara komoditas pendorong deflasi secara month to month terbesar untuk kelompok transportasi adalah tarif angkatan udara,” ucapnya.
Pudji menyampaikan dari 90 kota IHK terdapat 63 kota yang mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi.
Berdasarkan komponen, inflasi pada Februari 2023 didorong oleh komponen inti yang mengalami inflasi bulanan sebesar 0,13 persen atau lebih rendah dari Januari 2023 yang sebesar 0,33 persen.
Komponen inti memberi andil terhadap inflasi Februari 2023 sebesar 0,08 persen.
“Tekanan inflasi komponen inti lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan dengan komoditas yang dominan memberi andi inflasi komponen inti adalah sewa rumah dan upah asisten rumah tangga,” katanya.