Depok (ANTARA) - Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono menyatakan pada tahun 2022 penduduk miskin Kota Depok berada pada posisi lima terendah se-Indonesia dengan persentase penduduk miskin sebesar 2,53 persen.
"Kota Depok berada di bawah Kota Sawahlunto, Balikpapan, Bangka Barat dan Kota Tangsel," ujar Imam Budi Hartono di Depok, Selasa.
Imam Budi mengatakan capaian tersebut dapat diraih berkat sejumlah upaya penanggulangan kemiskinan yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.
Antara lain, penggunaan satu data kemiskinan melalui Sitpas atau Sistem Terintegrasi Pelayanan Sosial yang dikembangkan menjadi Sistem Satu Data KODE MASAKINI (Kota Depok Masyarakat Miskin Terintegrasi).
Imam Budi mengatakan Kota Depok pun melakukan integrasi program penanggulangan kemiskinan berbasis sasaran dan kewilayahan dengan menititikberatkan pada peningkatan Human Development Index (HDI).
Tak hanya itu, Kota Depok juga melalui strategi penguatan program Kartu Depok Sejahtera (KDS) yang terintegrasi dengan 7 kegiatan juga menjadi salah satu faktor menurunnya angka kemiskinan.
Dikatakannya Imam Budi terdapat juga program-program seperti Bantuan Pangan Kota (BPK), bantuan lansia dan disabilitas berdaya, santunan kematian dan bantuan keterampilan. Serta pelatihan kerja untuk warga tidak mampu.
"Semoga dengan program dan kegiatan tersebut angka kemiskinan di Kota Depok dapat terus berkurang, sehingga terwujud Depok yang Maju, Berbudaya dan Sejahtera," ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat memaparkan sejumlah program, inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak yang telah dilaksanakan dalam upaya mengurangi angka stunting di daerah itu.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris di Depok, Sabtu, menjelaskan prevalensi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang ditandai dengan tinggi badan di bawah standar (stunting) di daerah itu pada 2022 sebesar 3,48 persen atau sekitar 3.637 balita.
"Menurut WHO prevalensi 3,48 persen masuk kategori rendah," ujar Idris.
Idris mengatakan dalam penanganan stunting Pemerintah Kota Depok memiliki tekad yang kuat, karena permasalahan ini sangat kompleks, karena berdampak pada generasi masa depan.
Oleh sebab itu, Pemkot Depok membuat inovasi dan kolaborasi penanganan stunting bersama pemangku kepentingan. Inovasi tersebut, di antaranya Depok Sukses Bebas Stunting Mewujudkan Kota Ramah Anak (D'Sunting Menara), Disdik Melawan Stunting, Sekolah Pra-Nikah, Gemar Makan Ikan dan Gerimis Telur.
"Selain itu, ada Forum Anak Lawan Stunting, ada juga program anak-anak GenRe, yaitu Ngobrol Kecil Tapi Asik Bareng Duta GenRe, ini beberapa kegiatan dan inovasi untuk menangani permasalahan stunting. Kami juga membuat pusat pemulihan gizi buruk di Puskesmas Sukmajaya sejak 2008 dan pertama di Indonesia," paparnya.
Sementara itu, untuk penduduk miskin di Kota Depok persentase pada 2021 adalah 2,58 persen. Posisi Kota Depok saat itu tiga terendah se-Indonesia, setelah Kota Sawahlunto dan Kota Tanggerang Selatan (Tangsel).
"Pada 2022 berada di posisi lima terendah di bawah Kota Sawahlunto, Balikpapan, Bangka Barat, Kota Tangsel, dengan besaran 2,53 persen penduduk miskin Kota Depok," tuturnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Depok kelima terendah penduduk miskin adi Indonesia