7 sesar aktif
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat tujuh sesar aktif teridentifikasi mengelilingi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, serta diduga masih ada patahan lain yang belum teridentifikasi, sehingga warga diminta untuk tetap waspada.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawari saat dihubungi dari Cianjur, Jumat, mengatakan masyarakat di Cianjur diminta untuk tidak panik meski dikelilingi banyak sesar, namun pihaknya meminta pemerintah daerah kembali mengatur tata ruang sesuai dengan rekomendasi BMKG.
“Jangan panik, namun warga harus tetap waspada ketika membangun rumah harus tahan gempa atau berkonsultasi ke dinas terkait sebelum membangun. Pemerintah daerah harus kembali mengatur tata ruang per wilayah, sebagai upaya antisipasi terjadi gempa serupa kemudian hari," katanya.
Pencegahan dan mitigasi bencana gempa bumi yang dilakukan BMKG, kata Dwikorita Karnawari , adalah dengan mengidentifikasi kluster patahan dan menyosialisasikan hasil kajian ke pemerintah termasuk ke Pemkab Cianjur, tidak ke warga karena akan menimbulkan keresahan.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, menjelaskan hasil identifikasi sesar atau patahan yang menjadi penyebab gempa berkekuatan 5.6 Magnitudo di Kabupaten Cianjur adalah Sesar Cugenang, termasuk sesar lain yang sudah teridentifikasi melintasi Cianjur.
"Sesar yang melintasi dan mengelilingi Cianjur diantaranya Sesar Cimandiri, Sesar Nyalindung-Cibeber, Sesar Rajamandala, termasuk sesar lain yang berdekatan dengan Cianjur seperti Sesar Cirata, Sesar Padalarang Bagian Barat dan Sesar Lembang," katanya
Ia menjelaskan, Cianjur merupakan zona sesar yang sangat rumit dan sangat aktif yang sebagian besar bagian dari Sesar Cimandiri termasuk Sesar Cugenang, dimana berdasarkan data aktivitas kegempaan BMKG sejak tahun 2008, sesar tersebut sangat aktif.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG terbitkan peta bahaya gempa Cianjur dipicu patahan Cugenang