Bandung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mengimbau warga untuk waspada akan potensi bencana alam yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem yang melanda sejumlah daerah memasuki awal tahun 2023 ini.
"Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada karena potensi bencana khususnya bencana hidrometeorologi masih mengancam, ditandai dengan peringatan dini dari BMKG yang masih menginformasikan potensi cuaca ekstrem dari akhir Desember 2022 kemarin sampai dengan awal Januari 2023," kata Koordinator Pusdalops PB BPBD Jawa Barat, Hadi Rahmat, ketika dihubungi, Kamis.
Baca juga: Sepanjang 2022 terjadi 225 kejadian bencana di Kota Sukabumi
Adapun potensi bencana yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem yakni gelombang tinggi air laut, hujan lebat dengan intensitas tinggi yang dapat menyebabkan banjir dan angin kencang.
BPBD Jawa Barat juga mencatat selama 2022, telah terjadi 1.323 bencana di Jabar mulai dari longsor, banjir dan gempa bumi dan seperti tahun-tahun sebelumnya bencana hidrometeorologi mendominasi.
Angka tersebut menyumbang akumulasi bencana di Indonesia selama 2022 yang mencapai 3.531 hingga 31 Desember 2022 kemarin.
Dari 1.323 bencana di Jabar selama 2022 tersebut, 541 adalah tanah longsor, 249 banjir, 489 angin kencang, 29 gempa bumi, delapan kejadian kebakaran lahan, tiga kasus kekeringan dan empat bencana lainnya.
Seribu lebih bencana tersebut mengakibatkan 675 orang meninggal dunia dan 288.567 jiwa terdampak.Adapun kerusakan material menimpa 157.964 rusak terdampak, 30.866 rumah rusak berat, 21.265 rumah rusak sedang, 39.614 rumah rusak ringan dan 66.219 rumah terendam atau tertimbun.
Dari sisi daerah penyumbang bencana terbanyak, yaitu Kabupaten Bogor sebanyak 272 bencana, Kabupaten Sukabumi 204 bencana dan Kabupaten Bandung 83 bencana.
Di sisi lain, jika dibandingkan dengan jumlah bencana 2021, akumulasi bencana 2022 di Jabar alami penurunan. Pada tahun 2021, BPBD Jabar mencatat sebanyak 2.469 bencana.
Baca juga: BPBD: Kondisi Pangandaran normal setelah gempa
Namun pada jumlah korban jiwa jauh lebih sedikit dari pada 2022 dan jumlah korban jiwa pada 2021 mencapai 63 orang jumlah jiwa yang terdampak jauh lebih banyak dari 2022 yaitu sebanyak 812.379 jiwa.
Hadi menuturkan pada tahun 2022 jumlah korban jiwa jauh lebih banyak karena disumbang oleh bencana gempa bumi Cianjur yang mencapai 600 orang lebih.
Terkait dengan adanya penurunan akumulasi bencana di Jabar dari tahun 2021 ke 2022, Hadi menuturkan, hal itu dipengaruhi oleh peningkatan kapasitas terkait mitigasi struktural.
"Contohnya penguatan infrastruktur dan perbaikan tata kelola dan non struktural contohnya ketahanan dan ketangguhan masyarakat dalam mengantisipasi potensi bencana," kata dia.
Baca juga: BPBD Cianjur minta warga dan wisatawan siaga dan waspada bencana
Sementara untuk prediksi 2023, kata Hadi, potensi bencana tentu masih ada, namun upaya peningkatan kapasitas ketangguhan terhadap bencana harus terus di tingkatkan agar mengurangi indeks risiko bencana.
Salah satunya dengan mengetahui ancaman bencana yang ada di sekitar serta bagaimana mengantisipasinya. "Hal itu bisa melalui aplikasi inarisk personal," ujarnya.