Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan Keputusan Gubernur (Kepgub) Jawa Barat Nomor: 561/Kep.882-kesra/2022 tentang Penyesuaian Upah Bagi Pekerja/Buruh dengan Masa Kerja Satu Tahun atau lebih pada Perusahaan di Daerah Provinsi Jawa Barat 2023, bertujuan membantu menaikan posisi tawar pekerja atau buruh untuk dapat melakukan perundingan upah secara bipartit dengan pengusaha.
"Kepgub ini juga merupakan upaya pemerintah Pemprov Jabar untuk mendorong perusahaan-perusahaan yang ada di Jawa Barat untuk menyusun dan melaksanakan Struktur Skala Upah," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat, Rachmat Taufik Garsadi, di Bandung, Kamis.
Pada rancangan Kepgub tersebut besaran kenaikan berdasarkan nilai inflasi Jabar 2022 yaitu 6,12 persen hingga 10 persen sesuai dengan Permenaker 18 Tahun 2022.
Keputusan tersebut sebagai pedoman antara pekerja dan pemberi kerja dalam menentukan skala upah bagi pekerja dengan masa kerja di atas satu tahun.
"Pada angka kisaran penyesuaian tersebut diambil dari pendapat pakar/akademisi bahwa untuk mencegah menurunnya daya beli pekerja/buruh untuk penyesuaian upah minimal sebesar angka inflasi Jabar tahun 2022, yakni sebesar 6,12 persen dan batas angka 10 persen merupakan batasan kenaikan maksimum Upah Minimum yang diatur dalam Permenaker 18 Tahun 2022," katanya.
Selain itu, dalam Kepgub tersebut juga diatur pula jika ada perusahaan yang memiliki kemampuan membayar atau melakukan penyesuaian upah lebih tinggi atau lebih rendah dari pedoman yang ada.
Dalam kepgub yang disahkan di akhir tahun 2022 tersebut, Taufik mengungkapkan di dalamnya terdapat penegasan terhadap sanksi bagi perusahaan yang tidak menyusun dan menjalankan Struktur Skala Upah.
"Dan Kepgub ini berlaku mulai tahun pada tahun 2023 ini," katanya.
Apindo Jabar kecewa
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat (Jabar) menyatakan kecewa dan menolak atas diterbitkannya Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor: 561/Kep.882-kesra/2022 tentang Penyesuaian Upah Bagi Pekerja/Buruh dengan masa kerja satu tahun atau lebih pada Perusahaan di Daerah Provinsi Jawa Barat.
"Keputusan Gubernur yang mencampuri dan mengatur tentang penetapan besaran nilai kenaikan Upah di atas Upah Minimum dalam Struktur Skala Upah ini membuktikan bahwa Gubernur Jawa Barat telah melakukan Overlapping Of Power dan mengeluarkan keputusan yang bertentangan dengan Peraturan dan Perundang-Undangan yang berlaku di Indonesia," kata Ketua Apindo Jabar Ning Wahyu Astutik dalam keterangan tertulisnya.
Sedangkan kenaikan upah di atas upah minimum yang didasarkan dari Struktur dan Skala Upah (SSU) bukan merupakan kewenangan gubernur.