Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar masyarakat mengikuti informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) soal cuaca ekstrem.
"Ikuti semua informasi, dan ikuti semua yang disampaikan oleh BMKG," kata Presiden Jokowi, di Istana Negara Jakarta, Rabu.
Sebelumnya, salah satu peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut potensi hujan ekstrem hingga badai dahsyat terjadi pada 28 Desember 2022. Hal itu membuat sejumlah masyarakat khawatir akan bencana tersebut.
Namun Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab pada Selasa (27/12) mengatakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, bahkan sangat lebat masih berpotensi terjadi hingga awal Januari 2023.
Peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi pada tanggal 30 Desember 2022.
Terkait badai, BMKG menjelaskan, menurut terminologi meteorologi adalah bagian hujan lebat dan angin kencang yang biasanya terkait dengan siklon tropis atau angin kencang yang menyertai cuaca buruk berkecepatan sekitar 64-72 knot.
Atas prakiraan cuaca tersebut, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan terus memperbaharui informasi melalui kanal-kanal resmi BMKG.Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperbarui zona berbahaya yang harus dikosongkan dari pemukiman di sepanjang Sesar Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, dari 9 kilometer menjadi 2,63 kilometer.
Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur Selasa, mengatakan dengan berubahnya peta zonasi luas wilayah yang masuk zona merah harus dikosongkan dari bangunan menjadi berkurang tidak lagi di angka 1.800 rumah dengan radius kiri-kanan 0-10 meter yang semula di radius 200-500 meter.
"Untuk jumlah pastinya sedang dilakukan pendataan ulang karena rumah yang akan direlokasi tentunya banyak berkurang, sehingga pendataan di 12 desa di empat kecamatan terdampak kembali dilakukan," katanya.
Bupati Cianjur menuturkan, untuk rumah yang berada di zona rawan namun masih dapat didirikan bangunan, akan dibangunkan kembali dengan struktur bangunan tahan gempa.
Sebelumnya dari 12 desa yang dikosongkan dalam radius 200-500 meter di kanan-kiri patahan, saat ini zona merahnya hanya radius 0-10 meter dari patahan dan dari titik pusat gempa, sehingga pembangunan rumah relokasi pun akan berpengaruh jumlahnya tidak sampai 1.800.
Berdasarkan surat Kepala BMKG nomor GF.00.00/043/KB/XII/2022 tentang laporan hasil penetapan zona relokasi dan kelayakan hidup, panjang zona patahan Sesar Cugenang yang menjadi penyebab gempa berkekuatan 5,6 magnitudo di Cianjur masih sama sepanjang 9 kilometer.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden Jokowi minta ikuti BMKG acuan soal cuaca ekstrem