Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meninjau langsung pembangunan sekitar 200 rumah tahan gempa di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, bagi korban terdampak gempa bermagnitudo 5,6 SR pada Senin (21/11).
"Ya, ini adalah lokasi untuk relokasi yang pertama. Di sini segera dibangun kurang lebih 200 rumah, contohnya sudah ada yang rumah antigempa," kata Jokowi usai peninjauan di Kecamatan Cilaku, Cianjur, Senin.
Selain di lokasi tersebut, lanjut Jokowi, Pemerintah juga menyiapkan pembangunan 1.600 rumah serupa di lokasi lain. Relokasi tersebut diprioritaskan bagi warga yang rumahnya berada di pusat gempa, terutama di Kecamatan Cugenang.
"Lokasi-lokasi (rumah) yang berada di center-nya gempa, utamanya di Cugenang, itu akan dipindahkan ke sini dan ke lokasi yang kedua tadi," kata Jokowi.
Sementara itu, bagi warga yang tidak direlokasi, Pemerintah akan memberikan bantuan yang besarannya sesuai dengan tingkat kerusakan, yakni Rp50 juta untuk rumah rusak berat, Rp25 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp10 juta untuk rumah rusak ringan.
Namun, untuk rumah rusak berat, Jokowi menambahkan akan ada yang direlokasi maupun dibangun kembali di tempat.
"Yang rusak berat itu ada yang direlokasi, ada yang tidak. Kalau tempatnya berbahaya, berada di garis patahan, garis sesarnya, itu yang dipindah. Kalau yang tidak dibangun, di tempat yang sama," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Suprijanto menjelaskan rumah yang akan dibangun di lahan seluas 2,5 hektare tersebut menggunakan teknologi rumah tahan gempa atau Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha).
Di lokasi yang merupakan relokasi tahap satu tersebut, dari 200 unit pertama yang akan dibangun, Iwan menargetkan 80 unit pertama akan selesai pada akhir Desember 2022. Sisanya, sejumlah 120 unit, ditargetkan selesai paling lambat pekan ketiga Januari 2023, sehingga pada akhir Januari 2023 seluruh rumah sudah bisa ditempati.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo memastikan lahan relokasi di tiga kecamatan salah satunya di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Cianjur, Jawa Barat, untuk korban gempa sudah berdasarkan kajian matang dari BMKG dan instansi terkait dan layak untuk dijadikan hunian.
"Sudah dipastikan kalau lahan untuk relokasi warga korban gempa yang terparah di Cianjur, layak dan berdasarkan kajian dari BMKG dan instansi terkait lainnya," kata Presiden RI di Cianjur, Senin.
Baca juga: Presiden : Pembangunan rumah relokasi di Cianjur mulai Senin ini
Pembangunan tahap awal akan dimulai Senin sebanyak 200 rumah di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, dengan target dapat cepat selesai dan dilanjutkan dengan pembangunan sekitar ribuan hunian lainnya, sehingga pengungsi dapat segera meninggalkan posko dan hidup layak.
"Segera dibangun dan secepatnya juga selesai, karena kasihan warga sudah hampir tiga minggu tinggal di dalam tenda, meski sebagian besar saya pastikan dalam kondisi sehat," katanya.
Sesuai dengan permintaan pengungsi, tutur Jokowi, pembangunan yang dipimpin Kementerian PUPR dapat dilaksanakan , termasuk pembangunan kembali rumah warga yang tidak direlokasi sudah dapat dilakukan tiga hari ke depan setelah uang bantuan disalurkan.
"Segera dilakukan pembangunan dan segera diselesaikan dengan cepat agar warga dapat menjalani kehidupan normal di dalam rumah bukan lagi di dalam tenda," kata Presiden RI.
Sampai hari ke-13 tercatat 114.751 jiwa mengungsi di 264 titik posko pengungsian, 56 ribu rumah rusak, dan 334 orang meninggal dunia serta delapan orang dilaporkan hilang dan masih dalam pencarian akibat gempa 5.6 magnitudo yang mengguncang Cianjur pada Senin (21/11).
Baca juga: Presiden Jokowi tinjau rekonstruksi dan penyaluran bantuan di Cianjur
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi tinjau pembangunan rumah tahan gempa di Cianjur