Aang adalah salah satu petani penggarap yang sawahnya berada di zona patahan gempa. Lahan sawah seluas 400 meter per segi yang ia garap hancur. "Untungnya, padi yang saya tanam masih masa pertumbuhan, belum siap panen, jadi tidak terlalu rugi," katanya.
Lahan sawah yang rusak di wilayah itu total mencapai 5 hektare lebih yang berada di pusat gempa. Situasi di lokasi tampak sepi dari aktivitas petani.
Kepala Desa Nagrak Hendy Saiful yang dijumpai di kantor desa setempat membenarkan, mayoritas petani di wilayahnya belum berani kembali ke sawah.
Dari total luas desa 422 hektare, sebanyak 313 di antaranya merupakan lahan sawah garapan dan milik penduduk setempat yang dikelola swadaya.
Selain ancaman gempa susulan, kata Hendy, areal sawah yang terletak di dataran tinggi itu juga rawan dengan angin puting beliung.
"Selain khawatir gempa, petani di sini ada yang sempat terlempar angin puting beliung saat gempa terjadi. Mereka masih trauma dan memilih tetap ada di rumah atau tenda pengungsian," katanya.
317 hektare sawah rusak
Sementara itu Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur Dandan Hendayana memastikan kerusakan 317 hektare lahan sawah di wilayah setempat akibat gempa bumi tidak berpengaruh pada hasil produksi.
"Secara umum, kalau lihat sisi produksi kami masih relatif aman untuk pertanaman. Dampak gempa masih di bawah ambang batas terancam," kata Dandan Hendayana kepada ANTARA di Cianjur, Rabu.
Berdasarkan hasil pendataan di lapangan per 29 November 2022, lahan sawah yang terdampak gempa mencapai 317 hektare dari total 66.934 hektare lahan sawah di Kabupaten Cianjur.
Petani Cianjur korban gempa mengaku masih trauma kembali ke sawah
Rabu, 30 November 2022 14:38 WIB