Pemerintah Provinsi Jawa Barat meresmikan Tugu Sekolah Model Pelajar Pancasila Jabar Masagi di SMA Negeri 25 Bandung, Kamis, yang merupakan kado bagi guru Jawa Barat di Hari Guru yang jatuh pada 25 November 2022.
"Tugu ini adalah bagian dari kado ulang tahun Hari Guru di Jawa Barat yang kita persembahkan. Setelah kegiatan ini, maka yang 13 tadi dari 16 Kantor Cabang Dinas Pendidikan itu menjadi percontohan di dinasnya. Nanti akan melakukan lagi hal yang sama secara berlanjut di hari kemudian," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat, Dedi Supandi, seusai peresmian.
Rangkaian peringatan Hari Guru di Jawa Barat dimulai dengan peresmian Tugu Sekolah Model Pelajar Pancasila Jabar Masagi di SMA Negeri 25 Bandung. Masagi adalah filosofi Sunda yang singkat dan padat tetapi memiliki makna yang mendalam.
Kegiatan Bertajuk “Niti Bukti Sakola Masagi dari Jawa Barat untuk Indonesia" ini dihadiri sekitar 1.500 peserta didik SMA/SMK/SLB dari 16 sekolah di Jabar.
Peresmian tugu sebagai simbol pendidikan berkarakter di Jawa Barat tersebut langsung dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil.
Dedi Supandi mengatakan tugu tersebut merupakan simbolisasi dari Jabar yang memiliki pelajar pancasilais atau berkarakter, mengingat Disdik Jawa Barat sudah meluncurkan beberapa program kaitan kurikulum Jabar masagi, di antaranya pendidikan anti korupsi, anti radikalisme, dan kurikulum mitra industri.
"Pada saat itu disatukan, ternyata pembentukan karakter sangat dibutuhkan dalam rangka mengikat itu semua," kata Dedi.
Menurut Dedi, konsep pendidikan Jabar Masagi yang berkarakter lokal Jawa Barat harus dilakukan.
Salah satunya terlihat dari kolaborasi 16 SMA/SMK dan SLB di Jabar secara gotong gorong setelah memenuhi pendidikan di kurikulum Jabar Masagi menampilkan pertunjukan dalam Festival Praktik Baik Kearifan dan Potensi Lokal.
"Semuanya itu tadi filsafat. Misalnya praktik nikah, seserahannya itu semua buatan anak-anak sekolah. Itu dibangun dari jiwa gotong royong. Jadi pancasila itu ada di sana semua," ujar Dedi.
Dia menjelaskan pada awalnya ada sebuah survei yang menyebut Jabar merupakan provinsi intoleran, radikalisme, dan kekerasan dibanding provinsi lain.
Namun, semua itu tak perlu dikhawatirkan lagi oleh para orangtua, mengingat aspek pendidikan di Jawa Barat sudah memasukkan penangkal itu semua dalam sebuah kurikulum.
"Semuanya masuk dalam semua lini segmen pembelajaran. Makanya, kita ada inovasi yang namanya tujuh hari berkarakter. Saya berharap tujuh hari berkarakter itu dilakukan supaya nanti kekiniannya anak-anak itu punya karakter dan dia bisa melakukan," kata Dedi.
Dedi optimistis program kurikulum Jabar Masagi yang di dalamnya ada Pelajar Pancasilais bisa menekan aksi perundungan di Jabwa Barat.
"Makanya tadi Pak Gubernur contohkan, siapa yang hari ini sebelum ke sini cium tangan ibunya, terus berbagi, itu adalah pembentukan hari karakter tadi," lanjut Dedi.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan Jabar mendapatkan apresiasi dari Kemendikbudristek terkait tiga program merdeka belajar, yaitu literasi, numerasi dan karakter, khusus karakter penerapannya sangat siap di Jabar.
"Ini usaha sudah berlangsung hampir lima tahun yakni menyiapkan sebuah kurikulum pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dari irisan tiga budaya," kata dia.
Ridwan Kamil berharap, para pelajar di Jabar bisa memiliki karakter kuat yang berbasis budaya maka dari itu, tidak boleh ada lagi yang namanya perundungan atau kekerasan seksual di Jabar.