Jakarta (ANTARA) - Penyintas gempa magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Ida Farida rela menerjang reruntuhan untuk menyelamatkan anak perempuannya, Siti Hamdal, yang tertimpa atap rumah.
Ida, ibu rumah tangga dari Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, saat ditemui di RSUD Sayang, Kabupaten Cianjur, Selasa, menceritakan kepada ANTARA tentang perjuangannya menembus akses jalan yang terputus.
“Akses jalan belum bisa dibuka, saya terobos-terobos. Lewat sawah-sawah saya, berjuang demi anak daripada kenapa-kenapa,” ujar Ida.
Dia mengatakan bahwa lingkungan tinggalnya mayoritas berupa pegunungan. Sebelum gempa terjadi, Ida berkumpul bersama empat anaknya.
Kemudian, saat terjadi gempa, akses jalan utama terputus reruntuhan dan longsoran. Selain itu, membuat listrik padam, jalanan tertimbun longsor dan meluluhlantakkan bangunan rumah.
Untuk melewati jalanan tersebut, dia dan keempat anaknya harus berjalan pelan-pelan menggunakan sepeda motor. Sesekali bila gempa susulan terasa, mereka berhenti berjalan untuk mengawasi keadaan.
Kondisi anaknya, Siti, terluka parah di bagian kepala tertimpa atap rumah sebelum menjalankan shalat dzuhur. Sehingga, ia segera dilarikan ke Puskesmas Cisau.
Disana, Siti mendapatkan pertolongan pertama berupa jahitan kepala. Sementara tiga anak Ida lainnya diungsikan ke rumah saudaranya yang lebih aman dari gempa, karena takut gempa susulan terjadi kembali.
“Masih nyut-nyutan, baru dikasih obat,” ujar Siti.Saat ini, Siti masih menjalani perawatan setelah trauma akibat gempa tersebut. Seperti penyintas lainnya, Siti berharap segera pulih, dan Ida mendapat bantuan dari pemerintah setelah rumahnya luluh lantak.
Dari laporan BMKG, gempa bumi terjadi pukul 13.21 WIB, Senin, 21 November 2022. Gempa berpusat di 10 km arah barat daya dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dengan kedalaman gempa 10 km. Gempa tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan duka mendalam kepada para korban gempa magnitudo 5,6 yang melanda Cianjur, Jawa Barat.
"Simpati kami juga bagi korban luka-luka semoga tertangani secara medis dengan baik serta diberi kesembuhan dan segera pulih kembali," kata Haedar melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa.
Menurut Haedar, kejadian tersebut merupakan suatu kehilangan dan musibah bagi keluarga korban bencana alam tersebut sekaligus menjadi musibah bagi masyarakat Jawa Barat dan bangsa Indonesia.
Kepada pemerintah dan institusi terkait, Haedar berharap dapat memitigasi dengan sebaik-baiknya dan seoptimal mungkin untuk dilakukan pemulihan.
"Semua pihak dan komponen masyarakat juga terus berpartisipasi dalam menangani korban dan musibah gempa Cianjur tersebut," ujar Haedar.
Haedar mengatakan Pimpinan Muhammadiyah setempat, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan komponen Muhammadiyah lainnya yang telah turun ke lokasi terus berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam mengoptimalkan penanggulangan bencana alam Cianjur tersebut.
"Spirit 'Al-Maun' terus digelorakan dan dibumikan dalam menghadapi musibah dan masalah yang dihadapi masyarakat luas," kata Haedar Nashir.
Sebelumnya dilaporkan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menerjunkan tim medis untuk membantu korban terdampak gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, Senin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Penyintas gempa Cianjur terjang reruntuhan untuk selamatkan anak