Antarajawabarat.com,22/1 - Ratusan ton ikan di Keramba jaring Apung (KJA) Waduk Cirata, Cikalongkulon, Cianjur, mati mendadak, sehingga ratusan petani ikan di wilayah tersebut merugi hingga miliaran rupiah.
Matinya ratusan ton ikan jenis nila, mas dan bawal itu, diduga akibat kondisi cuaca buruk serta intensitas hujan yang tinggi yang mengakibatkan ikan kekurangan oksigen karena terjadi umbalan atau arus balik di dasar air atau yang dikenal dengan "up welling".
Akibat kondisi tersebut para petani ikan yang berada di wilayah Blok Patok Besi, Blok Maleber dan Blok Sangkali di wilayah Kecamatan Cikalongkulon dan Blok Nenggang dan Blok Ciputri Kecamatan Mande, merugi karena terpaksa menjual ikannya jauh di bawah harga normal.
"Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, kami terpaksa memanen ikan yang masih hidup lebih awal. Namun karena kondisinya seperti itu, harganya menjadi sangat murah,"kata Taryana (40), Selasa.
Dia menuturkan, banyaknya ikan yang mereka budidayakan mati dan dipanen lebih awal, tengkulak yang biasa membeli, hanya menghargai Rp 5.000 hingga Rp 5.500 per kilogram.
"Padahal dalam kondisi normal ikan bisa dijual dengan harga Rp 16 ribu perkilogram. Kalau di total seluruh kerugian petani di wilayah ini, bisa mencapai Rp 6 miliar," tandasnya.
Sementara itu, ratusan nelayan di Pantai Jayanti, Cianjur selatan, memilih untuk tidak melaut sejak satu pekan terakhir, meskipun harga ikan laut saat ini, mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Mereka berharap Pemkab Cianjur, dapat memberikan solusi bagi mereka selama musim cuaca ekstrem seperti saat ini, guna mendapatkan pencarian lain. Pasalnya selama ini, sebagain besar hanya mengandalkan pencarian dari melaut.
"Sudah hampir seminggu nelayan tidak melaut karena cuaca ekstrem ditambah gelombang yang mencapai 6 meter. Sekalipun ada hanya dipinggir tidak berani ketengah. Harapan kami ada solusi lain bagi kami ketika musim seperti ini," keluh Dayat (45) salah seorang nelayan.***3***(T.KR-FKR/B/B008/B008)
Fikri