Selain itu, terdapat nama-nama lain, seperti Sultan Syarif Muhammad Alqadri (Sultan Pontianak), Pangeran Agung, Pangeran Adipati, dokter, insinyur, guru, dan masih banyak kaum intelektual lain, termasuk sultan/panembahan.
Pahlawan nasional
Usulan Rubini sebagai pahlawan nasional kemudian dibahas oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) yang berkedudukan di Jakarta. Dari 18 usulan calon pahlawan nasional (CPN) se-Indonesia yang masuk tahun ini, hanya delapan calon memenuhi syarat umum dan khusus sehingga diadakan verifikasi lapangan ke Kalbar. Dokter Rubini termasuk delapan CPN yang memenuhi syarat.
Kelayakan disebut pahlawan nasional atas Rubini karena perjuangannya menentang penjajahan Belanda dan Jepang pada masa itu. Namanya telah diabadikan di sejumlah tempat untuk mengenang jasa dan perjuangannya, seperti nama jalan di Kota Mempawah, Pontianak, dan Bandung, serta RSUD di Mempawah. Selain itu, dr. Rubini menjadi nama taman di Mempawah.
Ketum Dewan Harian Daerah Badan Pembudayaan Kejuangan 45 (DHD 45) Kalbar Syafaruddin Daeng Usman menyatakan pemberian gelar pahlawan nasional kepada dr. Rubini menunjukkan jelas bahwa keberhasilan itu bukan kerja tunggal seseorang, melainkan kerja kolektif dan kerja bersama.
Cepatnya waktu dari saat usulan (oleh pengusul dan dikawal pihak Kowani atau juga ahli waris tokoh yang bersangkutan dan oleh pihak lainnya) hingga penganugerahan oleh Presiden (setelah tahapan dan proses), memiliki catatan tersendiri yang merupakan kerja keras semua pihak.
"Penting pula mengingat bahwa capaian ini merupakan kerja kolektif hingga kemudian dianugerahkan gelar pahlawan nasional kepada dokter Rubini," katanya.
Sultan Pontianak IX Syarif Machmud Melvin Alkadrie menyampaikan selamat karena apa yang sudah Rubini lakukan untuk Kalbar sangat besar dan memang patut diberi penghargaan oleh negara.
Spektrum - Dokter Rubini kelahiran Bandung jadi pejuang kemanusiaan dan tokoh pergerakan di Kalbar
Oleh Andilala Selasa, 15 November 2022 19:52 WIB