Produk-produk dari Garut, utamanya fesyen, menurut Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Poppy Darsono, tidak kalah dengan produk ternama di dunia.
Potensi itu tentu butuh dukungan kreativitas dan keseriusan pemerintah maupun pihak terkait dalam mengangkat potensi industri fesyen Garut sehingga mampu bersaing di pasar mancanegara.
Ia juga mengapresiasi kepada Kementerian Koperasi dan UKM yang sudah memberikan ruang bagi desainer lokal, khususnya dari Garut dalam mempresentasikan produk-produk fesyen lokal berkualitas internasional. Pemkab Garut tidak hanya memamerkan produk, melainkan menyiapkan pula bingkisan menarik yang berisikan dompet kulit, kopi, chocodot, batik, tempat tisu dari akar wangi, dan produk makanan dodol.
Cendera mata dari Garut itu, kata Kepala Bidang Pengembangan Usaha Koperasi dan Usaha Mikro Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut Erni Herdiani merupakan bagian dari promosi untuk mengenalkan Garut kepada bangsa luar.
Pembagian cendera mata itu tentunya ada harapan bagi Pemkab Garut agar mereka bisa menceritakan pengalamannya datang dalam agenda G20 di Bali, hingga akhirnya ada keinginan untuk mau berkunjung ke Indonesia, khususnya Garut.
Selain itu, produk unggulan dari Kabupaten Garut bisa lebih dikenal dan dinikmati oleh bangsa asing.
Upaya yang dilakukan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Kabupaten Garut itu tidak hanya cukup dalam agenda G20, melainkan harus berkelanjutan dengan dukungan promosi dan kualitas produk yang berstandar pasar global.
KTT G20 di Bali menjadi momentum istimewa bagi Kabupaten Garut untuk mengenalkan produk-produknya kepada semua delegasi dari berbagai negara. Produk fesyen dan lainnya dari "Kota Dodol" yang juga dijuluki Swiss van Java ini diharapkan tidak hanya akan menguasai pasar lokal, tapi juga pasar dunia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pesona Garut tampil di forum internasional G20