Di samping itu, Agus menilai pembentukan PKR sejatinya menjadi wadah kolaborasi bagi periset sejenis. Kolaborasi itu menurutnya dapat meminimalisasi riset yang tumpang tindih.
“Sebagai contoh, di Indonesia riset biorefineri ini banyak. Kalau kita bisa kumpulkan di sini (PKR), potensi tumpang tindih akan berkurang, dan efisiensi anggaran riset dapat dilakukan,” imbuhnya.
Maka menurutnya PKR perlu didorong untuk terbuka melakukan kolaborasi. Berbagai kekurangan dari riset yang ada, menurutnya dapat didukung dan dikolaborasikan sehingga kekuatan Indonesia di sektor biomassa dan biorefineri bisa semakin kuat.
"Diharapkan di tahun berikutnya makin bertambah (periset yang bergabung), sehingga kekuatannya jadi lebih kuat," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Guru besar UI tawarkan biomassa sebagai energi alternatif