Selain itu, teknologi ini juga ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi lingkungan. Dalam pengembangannya, alat ini diteliti dalam tiga tahap prototipe, yaitu Purwarupa 1 (P1), Purwarupa 2 (P2), dan Purwarupa 3 (P3).
Tahap awal pengembangan mobile gasifier dengan kapasitas 10 kW thermal dan menggunakan engine 10 kW single cylinder (P1). P1 telah dilengkapi dengan sistem semi-controllable dan gas cleaning menggunakan indirect condenser dan biomass filter.
P2 merupakan purwarupa standar industri dengan mitra PT Melu Bangun Wiweka dengan kapasitas 25 kW thermal atau 10 kW elektrik. P2 dilengkapi dengan 4 inline cylinder otto engine dengan kompresi 1:12, sistem PLC dan gas cleaning dengan menggunakan indirect condenser dan double biomass-paper filter.
P3 merupakan purwarupa termutakhir dengan mitra PT Melu Bangun Wiweka dengan kapasitas 35 kW thermal atau 20 kW elektrik. P3 sudah dilengkapi dengan PLC dan IoT sehingga bisa dikontrol jarak jauh dan memberikan data secara real-time.
Untuk mesin juga sudah menggunakan 4 inline cylinder modified diedel engine dengan kompresi 1:14 dan dilengkapi AFR control system, sehingga bisa menghasilkan secara optimal.
Sementata itu Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong Pusat Kolaborasi Riset Biomassa dan Biorefineri yang dimotori Universitas Padjadjaran (Unpad) bisa menjalin kolaborasi dengan mitra industri.
Plt Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN Agus Haryono mengatakan kolaborasi itu diharapkan mendorong proses hilirisasi riset semakin cepat, khususnya di bidang biomassa dan biorefineri. Selain itu, ia pun mendorong PKR tersebut berkolaborasi dengan mitra internasional.
Baca juga: BRIN terima penghargaan rekor MURI saat ulang tahun Kebun Raya Bogor
"Nanti, orang kalau bicara refineri di Asia Tenggara diarahkannya ke sini (PKR), bukan lagi negara lain. Ini kekuatannya akan sangat masif karena mengikutsertakan kekuatan dalam negeri dan mitra luar negeri," kata Agus dalam kegiatan focus group discussion (FGD) secara virtual, Rabu.