Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menginformasikan kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah 2.457 pada Senin sehingga total pada saat ini mencapai 6.493.079 orang.
Menurut data Satgas Penanganan COVID-19 di Jakarta, Senin, yang dikutip ANTARA diketahui bahwa tambahan kasus positif terbanyak disumbang oleh DKI Jakarta, yaitu 822 orang.
Selanjutnya Provinsi Jawa Barat dengan tambahan 362 orang positifa COVID-19, Jawa Timur 340 orang, Jawa Tengah 216 orang dan Banten 197 orang.
Sementara itu kasus sembuh COVID-19 di Tanah Air bertambah 2.309 orang sehingga jumlah total keseluruhan yang telah sembuh hingga saat ini menjadi 6.309.790 orang.
Berdasarkan data dari Satgas diketahui bahwa penambahan kasus sembuh COVID-19 paling banyak berasal dari DKI Jakarta sebanyak 562 orang, selanjutnya Jawa Barat 188 orang, Jawa Timur 393 orang, Jawa Tengah 235 orang dan Banten 316 orang.
Berdasarkan data juga diketahui bahwa terdapat 34 kasus meninggal akibat COVID-19 di Indonesia, yakni satu dari DKI Jakarta, empat dari Jawa Timur, delapan dari Jawa Tengah, satu dari Banten, dan satu dari Sulawesi Barat,
Selain itu, dua dari Yogyakarta, tiga dari Sulawesi Selatan, lima dari Bali, tiga dari Sumatera Selatan, satu dari Sumatera Utara, satu dari Nusa Tenggara Barat, satu dari Bengkulu, satu dari Kepulauan Riau, dua dari Sumatera Barat.
Satgas Penanganan COVID-19 kembali mengingatkan masyarakat bahwa hingga saat ini masih terdapat peningkatan kasus COVID-19 sehingga perlu tetap memperkuat protokol kesehatan.
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan bahwa kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan merupakan kunci utama agar jumlah kasus COVID-19 di Tanah Air tetap rendah.
Wiku menegaskan bahwa pandemi belum selesai, sehingga masyarakat perlu menerapkan tanggung jawab pribadi serta kolektif dalam menjaga kesehatan.
"Tanggung jawab pribadi yaitu contohnya taat pada protokol kesehatan, tidur dan istirahat yang cukup, aktif melakukan olahraga, mengonsumsi makanan sehat dan tetap bahagia," katanya.
Sedangkan tanggung jawab kolektif yaitu melengkapi diri dengan vaksinasi guna menciptakan kekebalan kelompok, taat pada kebijakan pemerintah dan mengedepankan semangat gotong royong.
Sementara itu Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan COVID-19 varian XBB lebih cepat menular dibanding varian BA.5 dan BA.2.
“Diketahui varian XBB ini lebih cepat menular, apabila kita melihat gelombang XBB di Singapura, ternyata lebih cepat menular 0,79 kali dibandingkan gelombang varian BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2,” kata Reisa di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Meski demikian, kata Reisa, gejala varian baru XBB sama dengan varian-varian Omicron lainnya. Bahkan, jika melihat dari tingkat fatalitasnya, varian XBB lebih rendah dibanding varian Omicron lainnya.
Menurut pusat pengendalian pencegahan penyakit (CDC) AS, gejala varian XBB, antara lain, demam, merasa kedinginan, batuk, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, diare dan sesak napas.
Sedangkan pada empat pasien varian XBB di Indonesia, gejala yang timbul adalah batuk dan pilek.
“Sehingga, dapat dinilai bahwa gejala yang ditimbulkan umumnya ringan,” kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Satgas laporkan kasus COVID-19 RI bertambah 2.457 orang