Wiku menegaskan bahwa pandemi belum selesai, sehingga masyarakat perlu menerapkan tanggung jawab pribadi serta kolektif dalam menjaga kesehatan.
"Tanggung jawab pribadi yaitu contohnya taat pada protokol kesehatan, tidur dan istirahat yang cukup, aktif melakukan olahraga, mengonsumsi makanan sehat dan tetap bahagia," katanya.
Sedangkan tanggung jawab kolektif yaitu melengkapi diri dengan vaksinasi guna menciptakan kekebalan kelompok, taat pada kebijakan pemerintah dan mengedepankan semangat gotong royong.
Sementara itu Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan COVID-19 varian XBB lebih cepat menular dibanding varian BA.5 dan BA.2.
“Diketahui varian XBB ini lebih cepat menular, apabila kita melihat gelombang XBB di Singapura, ternyata lebih cepat menular 0,79 kali dibandingkan gelombang varian BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2,” kata Reisa di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Meski demikian, kata Reisa, gejala varian baru XBB sama dengan varian-varian Omicron lainnya. Bahkan, jika melihat dari tingkat fatalitasnya, varian XBB lebih rendah dibanding varian Omicron lainnya.
Menurut pusat pengendalian pencegahan penyakit (CDC) AS, gejala varian XBB, antara lain, demam, merasa kedinginan, batuk, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, diare dan sesak napas.
Sedangkan pada empat pasien varian XBB di Indonesia, gejala yang timbul adalah batuk dan pilek.
“Sehingga, dapat dinilai bahwa gejala yang ditimbulkan umumnya ringan,” kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Satgas laporkan kasus COVID-19 RI bertambah 2.457 orang