Kuningan (ANTARA) - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengupayakan pengembangan bisnis model "closed loop" bagi para petani di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dalam rangka memotong rantai distribusi.
"Kami upayakan untuk pola kerja sama kemitraan bisnis model 'closed loop' yang tepat bagi petani," kata Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri Teguh Setyabudi saat memberi sambutan melalui daring pada workshop pengembangan model bisnis pertanian di Kuningan, Rabu.
Ia menjelaskan model bisnis "closed loop" ini merupakan suatu pendekatan untuk mendorong perkembangan agribisnis berkelanjutan, melalui ekosistem digital atau teknologi informasi.
Dengan model bisnis tersebut, lanjut Teguh, nantinya dapat membentuk suatu rantai pasok dan rantai nilai produk hortikultura, di mana hasil pertanian akan memiliki pasarnya tersendiri.
Sehingga petani tidak lagi mencari pasar dari produk yang dihasilkannya melainkan petani didorong untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar.
"Model bisnis ini diharapkan memberikan keuntungan lebih bagi para petani. Pola kerja sama kemitraan bisnis model 'closed loop' ini juga dalam rangka pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi," tuturnya.
Teguh menambahkan pada workshop pengembangan model bisnis pertanian yang digelar di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Kemendagri juga akan menyaksikan penandatangan MoU antara offtaker (pembeli) dengan para petani.
Apalagi, lanjut Teguh, pihaknya juga akan menjadikan salah satu daerah di Kabupaten Kuningan menjadi pilot project pengembangan bisnis tersebut, dan ketika itu berhasil, mala akan ditularkan ke daerah lainnya.
"Kami juga menyusun rencana kerja, untuk tindak lanjut pengembangan bisnis model 'closed loop'," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendagri upayakan bangun bisnis model "closed loop" bagi petani
Kemendagri upayakan kembangkan bisnis model 'closed loop' bagi petani di Kuningan
Rabu, 26 Oktober 2022 23:18 WIB