ANTARAJAWABARAT.com,13/12 - Arus laut di kawasan Indonesia bagian timur sangat potensial dikembangkan menjadi sumber energi baru untuk memenuhi kebutuhan energi listrik.
"Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki beberapa celah dan lautan yang memiliki arus laut yang sangat memungkinkan menjadi sumber energi baru," kata Pakar Kelautan Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Dr Sofwan Hadi pada Diskusi Terbuka Peringatan Deklarasi Djuanda ke-55 di Kampus ITB Bandung, Kamis.
Menurut Sofwan, arus laut di Indonesia bagian timur khususnya di Papua dan celah NTB dan NTT sangat cocok untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga arus laut.
Pria yang juga Guru Besar Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian ITB itu menyebutkan arus laut di kawasan itu cukup stabil sehingga cocok untuk pemasangan pembangkit listrik.
"Arus laut sangat memungkinkan dikembangkan, meski demikian ada beberapa pembangkit lain yang bisa dikembangkan di kawasan itu dengan menggunakan pasang surut dan gelombang laut," kata Sofwan.
Pengembangan pembangkit listrik tenaga arus laut itu sudah dikembangkan oleh ITB yang dimotori oleh Guru Besar ITB mendiang Prof Dr Iskandar Alisyahbana yang merancang dan menciptakan Goirlov Helical Turbin berikut pembangkitnya yang disesuaikan untuk pemanfaatan arus laut itu.
Namun menurut Sofwan, hal itu kurang mendapat dukungan sehingga pengembangannya terkendala. Padahal satu unit turbin Gorlov Helical Turbine itu bisa menghasilkan 80-100 kilo volt.
"Memang butuh banyak turbin untuk bisa menghasilkan energi yang besar, disatukan dalam koneksi jaringan listrik ke daratan. Energi laut bisa dikombinasikan dengan sumber energi lainnya," kata Sofwan.
Perdasarkan penelitian yang dilakukannya, kata Sofwan arus laut di laut Nusa Tenggara bisa mencapai dua meter per detik, dan memungkinkan untuk bisa menghasilkan energi.
Sedangkan di perairan Papua bagian utara, sangat potensial untuk dikembangkan pembangkit litrik tenaga pasang surut air laut dan gelombang. ITB menurut dia memiliki teknologinya, namun belum bisa dikembangkan karena membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
"Laut Indonesia tidak hanya kaya akan mineral, namun juga sumber energi yang sejauh ini masih belum termanfaatkan. Butuh investasi dan pengorbanan untuk membangun fasilitas itu, dan ke depan itu akan menjawab kebutuhan energi khususnya di pulau-pulau kecil," kata Sofwan.
Namun di sisi lain, kata dia perlu ada peningkatan sinergitas dan kesungguhan dari berbagai fihak untuk pengambangan pembangkit listrik tenaga arus laut, pasang surut dan gelombang laut itu.
"ITB punya tenaga-tenaga muda yang bisa mengerjakannya, namun perlu dukungan seluruh komponen agar upaya ini bisa bergulir dan berjalan. Tanpa itu semuanya tetap akan terkendala," kata Guru Besar ITB itu menambahkan.***3***
Syarif A