“Untuk menguji hasilnya, kami menggunakan beberapa sampel minuman seperti susu dan jus buah. Hasilnya setelah susu dan jus buah diberi perlakuan ultrasonik, diketahui 99,9 persen bakteri dalam sampel tersebut bisa mati," kata dia.
Selain itu kandungan lemak dan protein yang terkandung dalam susu pun tidak hilang. Kemudian hasil eksperimen menggunakan sampel jus buah juga diperoleh hasil bahwa nutrisinya tetap terjaga, ujar Maya.
Sebagai teknologi yang terbilang baru, sterilisasi menggunakan ultrasonikasi nyatanya masih menghadapi beberapa tantangan.
Pertanyaan mendasar terkait pemanfaatannya masih perlu digali dan dikembangkan, termasuk tentang sisi praktis, efisiensi, maupun efektifitas.
Di sisi lain, penelitian dalam bidang ini dapat menumbuhkan semangat kolaborasi dari bidang ilmu yang berbeda-beda demi menyempurnakan konsep dan metode yang sudah ada.
"Bukan tidak mungkin teknologi-teknologi alternatif seperti gelombang ultrasonik ini juga bisa membantu untuk mengawetkan makanan lebih baik lagi. Metode ini bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi tingkat food lost dan food waste di Indonesia dan dunia," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Peneliti ITB kembangkan sterilisasi makanan dengan ultrasonik