Gubernur Jawa Barat yang juga Ketua Umum Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (APDMET) Ridwan Kamil menyatakan pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan Pertamina agar sumur migas yang sudah ditinggalkan di Jawa Barat dapat dikelola oleh daerah dengan formula ekonomi.
"Sudah ada kesepakatan, jadi nanti saya kabari. Jumlahnya ada ribuan (sumur migas terbengkalai). Dan kalau ada satu dua berhasil ini jadi preseden, yang penting bagi hasil jelas tanggung jawab jelas, sila kelima minyak di daerah tapi kontribusi masih dianggap belum maksimal," kata Ridwan Kamil seusai memberikan Keynote Speech pada acara Focus Group Discussion (FGD) Media Gathering SKK Migas, di Kota Bandung, Jawa Barat, Senin.
Ridwan Kamil mengatakan bahwa APDMET memiliki aspirasi agar pengelolaan migas diamalkan sesuai dengan sila kelima Pancasila, yaitu agar ada kesejahteraan bagi daerah.
"Skemanya income maksimal ke BUMD. Pertamina punya aset, ibaratnya kita pinjam mobil yang sudah enggak kepakai. Kita rawat, kita bayar secukupnya, mayoritas income ada di pemakai barunya," kata dia.
Dia mengatakan keterbatasan dana daerah untuk menyambut investasi di sektor minyak dan gas (migas) dan pihaknya mengakui investasi migas adalah investasi besar yang tidak semua daerah sanggup melakukannya.
"Jadi migas itu salah satu masalahnya adalah nggak punya duit untuk bertindak sebagai operator. Ibarat di Liga 3 sajalah, investasi kami kecil-kecil. Tapi yang kecil-kecil kan bisa mencapai puluhan dan ratusan miliar rupiah. Jumlah itu untuk ukuran daerah besar sekali. Daerah nggak bisa main bertriliun-triliun investasi," kata dia.