Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat menerjunkan petugas dari dinas kesehatan melakukan pengasapan (fogging) guna membunuh nyamuk untuk mencegah munculnya penyakit demam berdarah dengue (DBD) di lingkungan yang terdampak banjir bandang di Kecamatan Pameungpeuk.
"Setelah Tanggap Darurat Bencana selesai, selanjutnya dilakukan 'fogging' pasca banjir karena khawatir muncul penyakit DBD," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satria Budi di Garut, Rabu.
Ia menuturkan bencana banjir bandang yang menerjang seribuan rumah warga di Kecamatan Pameungpeuk tentu menyisakan lumpur maupun genangan air di lingkungan masyarakat yang bisa menimbulkan penyakit.
Baca juga: Dinkes Garut antisipasi wabah DBD dengan optimalkan program PSN
Upaya mencegah munculnya penyakit, salah satunya DBD, kata Satria, maka dilakukan pengasapan ke setiap pemukiman rumah warga agar nyamuk yang menjadi penyebab menularkan DBD musnah dan masyarakat aman dari ancaman penyakit itu.
"Setelah banjir tentu banyak genangan air, bisa jadi ada nyamuk DBD, makanya dilakukan 'fogging'," kata Satria.
Ia menyampaikan Pemkab Garut menetapkan Tanggap Darurat Bencana banjir bandang dan longsor di wilayah selatan Garut selama tujuh hari sejak kejadian bencana pada Kamis (22/9).Pemerintah daerah, kata dia, sudah melakukan upaya menanggulangi daerah yang terdampak bencana maupun masyarakatnya dengan membersihkan lingkungan, menyiapkan dapur umum, dan kebutuhan lainnya seperti peralatan tidur.
Selain itu, lanjut dia, selama Tanggap Darurat Bencana disiapkan posko pelayanan kesehatan untuk menangani masyarakat korban banjir yang mengeluhkan berbagai penyakit.
"Dalam penanggulangan bencana ini kita gotong royong, masyarakat juga terlibat untuk membersihkan daerah yang terdampak banjir," kata Satria.
Baca juga: Kasus meninggal akibat DBD bertambah jadi lima orang di Garut
Bencana alam banjir dan longsor itu melanda lima kecamatan yakni Kecamatan Pameungpeuk, Banjarwangi, Singajaya, Cisompet, dan Cibalong.
Sebanyak 1.644 rumah warga di Kecamatan Pameungpeuk terdampak banjir, dari jumlah itu dua rumah rusak. Selanjutnya satu rumah hancur karena tertimbun longsor di Kecamatan Cisompet.
Pemkab Garut menghitung nilai kerugian akibat bencana banjir dan longsor itu sebesar Rp10 miliar.