Jakarta (ANTARA) - Bagi Tengku Mursalin Rahim, merger empat BUMN pelabuhan menjadi satu Pelindo, setahun silam pada 1 Oktober 2021, telah membuka wawasan dan pikiran lebih luas lagi sehingga peluang yang bisa ditangkap pun semakin besar.
Tengku Mursalin adalah GM PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Cirebon yang mengelola Pelabuhan Cirebon. Dalam hirarki kepelabuhanan, Pelabuhan Cirebon adalah pelabuhan pengumpul yang berbeda dari pelabuhan utama dan pengumpan.
"Merger membuat kami open minded (berpikiran terbuka). Kami menjadi semakin antisipasif terhadap setiap perubahan yang terjadi," kata Tengku Mursalin kepada ANTARA di kantornya di Cirebon, Jumat 16 September.
Dahulu, pelabuhan-pelabuhan mungkin kelewat fokus kepada wilayah operasionalnya saja, namun merger membuat cara pandang mengelola pelabuhan menjadi lebih holistik.
"Setelah merger, cara pandang kita menjadi nasional. Kita melihat peran pelabuhan sangat penting bagi negara kita," kata Tengku Mursalin.
Kenyataannya, bagi negara kepulauan seperti Indonesia, pelabuhan memang sentral, khususnya dalam perdagangan, karena menjadi pintu masuk untuk lintas barang dan manusia yang amat penting bagi perekonomian secara keseluruhan.
Tak hanya Indonesia, dunia pun begitu. Data termutakhir menunjukkan 90 persen volume perdagangan dunia diangkut melalui laut dan 40 persen di antaranya melewati Indonesia.