Keberhasilan Jepang, kata dia, disebabkan menerapkan konsep pentahelix, di mana pada tahun 2000-an, industri di Negeri Sakura tersebut sedang maju-majunya.
Ia menyebutkan aktivitas industri berpengaruh besar terhadap lingkungan sehingga mereka melibatkan semua pemangku kepentingan dalam penanganan sungai.
“Butuh 30 tahun sungai di Jepang bisa seperti itu. Kita ini baru empat tahun tapi sudah cemar ringan. Yang asalnya sungai terkotor di dunia. Sudah keren banget. Sangat keren. Terima kasih kepada semua pihak yang sudah terlibat,” kata dia.
Baca juga: Satgas Citarum Harum fokus menggiatkan penegakan hukum tahun 2022
Ketua Harian Satgas Citarum Harum Mayjen TNI (Purn) Dedi Kusnadi Thamim mengatakan Jampe satu rangkaian evaluasi kegiatan Satgas Citarum Harum.
Hasil evaluasi, banyak keberhasilan capaian kerja sejak tahun 2018. Namun begitu, masih terdapat beberapa rencana aksi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan (PPK) Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yang masih membutuhkan percepatan.
“Kami ingin menyemangati seluruh masyarakat untuk bersama-sama membangun Jabar dan Citarum melalui kegiatan ini,” kata dia.
Ia mengajak semua pihak untuk terus menjaga keberlangsungan Sungai Citarum.