Menurut Eri, sebenarnya penghargaan KLA yang diberikan Kementerian PPPA di Jakarta, pada Jumat (22/7), itu tidak ada artinya jika Surabaya didukung stakeholder, seperti perguruan tinggi untuk menjadikan kota ini layak untuk anak dan perempuan.
Untuk itu, kata dia, agar kota ini layak, aman dan nyaman bagi anak dan perempuan, pemkot berkolaborasi dengan perguruan tinggi menyediakan tempat layanan pendampingan dan belajar untuk anak dan perempuan di setiap balai RW. Dengan adanya tempat layanan tersebut di setiap balai RW, maka anak akan merasa nyaman.
"Seperti halnya di Kecamatan Bubutan, di situ ada permainan tradisional, pelajaran dan kegiatan seni. Itu setiap hari Jumat dan Sabtu malam Ahad. Nah, ini akan membuat anak dan orang tuanya mengawasi dan berjualan di sana, maka semakin menyaman. Ini yang mau saya wujudkan," ujar dia.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu menegaskan, komitmen pemkot menjadikan Surabaya sebagai Kota Layak Anak harus dengan menyediakan pelayanan di setiap wilayah untuk anak dan perempuan.
"Jadi kenyamanan untuk anak dan perempuan ini yang saya wujudkan, tidak melihat Surabaya kota layak anak atau tidak. Apapun itu, saya ingin membangun Surabaya dengan hati," kata Cak Eri.