Subang (ANTARA) - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengajak masyarakat yang belum memiliki tujuan untuk mengisi libur akhir pekan untuk berkunjung ke Kampung Wisata Lembur Pakuan, Desa Sukasari, Kabupaten Subang.
"Kami mengundang semua sahabat dan masyarakat untuk hadir dalam Kirab Pusaka Lembur Pakuan,” kata Dedi, di Subang, Sabtu.
Pada Sabtu malam akan digelar sejumlah pertunjukan dan pergelaran berbagai kesenian Nusantara, mulai pukul 19.30 WIB hingga selesai.
Pergelaran itu akan dimulai dari pelataran Kantor Desa Sukasari hingga pelataran Bale Pamanah Rasa yang berada di Lembur Pakuan.
Lembur Pakuan itu sendiri merupakan tempat tinggal Dedi Mulyadi di Subang.
Kampung yang kini dikenal sebagai Lembur Pakuan itu terkenal dengan kebersihan dan keramahan warganya.
Hampir setiap akhir pekan, di Lembur Pakuan digelar sejumlah kegiatan seni yang dikunjungi ribuan orang dari berbagai daerah di Indonesia.
Khusus pada malam minggu nanti akan ada Kirab Pusaka Lembur Pakuan bertajuk "Ki Jaga Rasa Mulang".
"Nantinya akan ada iring-iringan Ki Jaga Rasa Nyi Mas Melati, pasukan berkuda dan berbagai kesenian Nusantara, seperti genye, kuda renggong, tari topeng, ondel-ondel hingga reog Ponorogo," katanya.
Sebelumnya Anggota DPR RI Dedi Mulyadi ingin mengundang penyanyi Tri Suaka dan Zinidin Zidan untuk tampil di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
"Saya ingin mengundang ke Lembur Pakuan untuk mendengarkan suara dan melihat penampilan mereka," kata Dedi, dalam keterangannya, di Purwakarta, Kamis.
Ia mengaku selama ini mengidolakan Tri Suaka dan Zidan, karena keduanya memiliki suara yang khas dan setiap kali mengunggah video ditonton oleh banyak orang.
Namun saat ini, masyarakat Indonesia tengah dihebohkan dengan polemik parodi yang dilakukan oleh penyanyi Tri Suaka dan Zidan. Parodi keduanya dianggap telah melecehkan penyanyi senior, salah satunya Andika Mahesa alias Andika Kangen Band.
Dedi yang juga budayawan Sunda itu menilai dalam setiap kehidupan, kegagalan bukan sebuah cobaan yang berat. Melainkan cobaan terberat ada pada titik keberhasilan.
“Karena seringkali keberhasilan membuat kita lupa akan diri kita ini siapa dan berasal dari mana. Kita bisa jadi tidak bisa mempertahankan keberhasilan itu dalam jangka waktu lama, ini yang sering terjadi,” katanya pula.
Dedi mengaku mengidolakan dua penyanyi itu. Bahkan sempat mendatangi Pendopo Lawas di Yogyakarta untuk bertemu kedua penyanyi itu, tapi tidak berhasil. "Saya juga sudah berusaha menghubungi, tapi ya memang orang populer jadi sulit menembus akses itu,” kata dia.
Saat ini, kata Dedi, keduanya tengah menghadapi kemarahan netizen yang berefek pada popularitas. Ia berharap hal tersebut tidak berlarut-larut, karena kedua pihak sudah saling memaafkan. Sehingga netizen bisa berhenti mengumbar kemarahan yang akan menimbulkan efek psikologis.
Pria yang identik dengan iket putih ini pun berharap Tri Suaka dan Zidan segera bangkit dan mulai membuat karya dan tampil kembali dengan sikap yang lebih sederhana.
“Yuk di bulan Ramadhan ini kita saling memaafkan, isi khasanah musik Indonesia dengan karya terbaik. Untuk Zidan dan Tri Suaka jangan berkecil hati, jangan pernah lelah, bersihkan hati, bersihkan diri dan terus berikan karya terbaik untuk bangsa,” katanya lagi.
Masyarakat diajak berlibur ke Kampung Wisata Lembur Pakuan
Sabtu, 23 Juli 2022 17:07 WIB