Depok (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya peran kampus dalam melahirkan wirausaha muda yang nantinya berperan dalam pengembangan perekonomian Indonesia.
"Indonesia memiliki puluhan ribu perguruan tinggi dari Aceh sampai Papua. Coba bayangkan, jika seluruh mahasiswa yang ada di dalamnya hanya berkeinginan menjadi pegawai," kata Bahlil dalam keterangan tertulis dari Universitas Indonesia (UI), Selasa.
Bahlil menyampaikan hal tersebut saat memberi materi kuliah umum yang diselenggarakan Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) beserta Forum Mahasiswa SKSG.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi yang saat ini mencapai 5,1 persen lebih setengahnya berasal dari konsumsi masyarakat. Konsumsi dan daya beli masyarakat meningkat karena adanya penyerapan lapangan kerja. Lapangan kerja ini tentu tidak hanya berasal dari pemerintah, tetapi juga dari perusahaan swasta yang digerakkan oleh investasi.
Di Indonesia investasi kini berada dalam kondisi positif karena berada di angka Rp901 miliar yang melebihi target investasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Pada 2021 investasi menyentuh angka Rp856 miliar dan Presiden Joko Widodo menargetkan agar angka tersebut menembus Rp900 miliar pada tahun ini.
Kondisi ini makin membanggakan karena angka tersebut merupakan investasi dari sektor riil, bukan dari sektor keuangan maupun minyak dan gas bumi. Selain itu, sebaran wilayah dari investasi juga berubah.Jika sebelumnya investasi hanya bertumpu di Pulau Jawa, kini angka investasi justru lebih besar di luar Pulau Jawa. Investasi di luar Pulau Jawa mencapai 52 persen, sedangkan investasi di Pulau Jawa sebesar 48 persen.
Ia mengatakan lapangan kerja yang tersedia tentu akan makin terbatas, dan malah menjadikan perguruan tinggi sebagai pabrik penghasil pengangguran intelek.
Pemutusan hubungan kerja yang terjadi selama pandemi Covid-19 membuktikan bahwa menjadi karyawan bukanlah pilihan yang sepenuhnya tepat bagi para lulusan kampus. Bahlil mendorong mahasiswa untuk tidak hanya berkeinginan menjadi karyawan, tetapi juga menjadi pengusaha.
Sementara itu Direktur SKSG UI, Athor Subroto menilai investasi sebagai motor dari pembangunan. Bahkan, investasi di Indonesia terus menggeliat karena dijadikan sebagai motor penggerak perekonomian negara pascapandemi Covid-19.
Investasi di Indonesia saat ini berada pada fase yang baik berkat upaya dari seluruh pihak, khususnya Kementerian Investasi Indonesia.
Sebelumnya Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berkolaborasi dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk mendukung pengembangan dan pelayanan perizinan berusaha bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).Sinergi tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman yang ditandatangani oleh Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Riyatno dengan Direktur Utama PT PNM Arief Mulyadi dan disaksikan langsung oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Senin.
Bahlil mengapresiasi PT PNM atas kerja sama yang dilakukan untuk mendorong agar UMKM "naik kelas" dengan memiliki legalitas usaha, yaitu Nomor Induk Berusaha (NIB).
"UMKM kita masih banyak yang belum formal. Jika masih informal, sekalipun usaha mereka bagus, tidak bisa ditolong dengan akses perbankan. Pelaku UMKM begitu usahanya bagus, perlu memanfaatkan KUR (Kredit Usaha Rakyat)," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Sebagai mantan pengusaha yang memulai karir dari UMKM, Bahlil menyebut pinjaman modal, meski dalam jumlah kecil, sangatlah bernilai.
"Nah, saya terenyuh karena saya dibesarkan dari UMKM. Bagi pengusaha, uang Rp5 juta itu hanya seperti tips. Untuk ibu-ibu rumah tangga, ini sudah untuk menyekolahkan anak mereka, agar mereka mampu menciptakan lapangan kerja untuk yang lainnya," ujar Bahlil.
Bahlil pun meminta kerja sama PT PNM untuk bersama-sama mendorong pelaku UMKM melegalkan usahanya agar dapat memanfaatkan akses perbankan yang telah disiapkan oleh pemerintah, sehingga dapat mengembangkan usahanya lebih luas.
"Ini adalah tanggung jawab kita semua. Percayalah, kita mengurus yang kecil itu menyentuh. Terima kasih Pak Arief," ucap Bahlil.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PNM Arief Mulyadi berharap kolaborasi tersebut bisa mendorong pelaku UMKM yang merupakan nasabah PT PNM untuk dapat segera mengurus legalitas usahanya melalui sistem OSS yang dikelola oleh Kementerian Investasi/BKPM.Dengan demikian, nantinya pelaku UMKM dapat memperoleh berbagai manfaat dengan legalitas usaha yang dimilikinya.
"Kerja sama PNM dengan BKPM bertujuan agar 12 juta nasabah PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) dapat memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB). Kami mendorong ibu-ibu nasabah agar dapat meningkatkan pengetahuan dengan pentingnya memiliki NIB," imbuhnya.
Arief mengatakan legalitas usaha dapat meningkatkan fasilitas pembiayaan dari perbankan, serta peluang mendapatkan pelatihan.
"Jika memiliki NIB, pelaku usaha pun bisa kesempatan mengikuti pengadaan barang atau jasa pemerintah, sehingga bisa menambah kesejahteraan keluarga dan nasabah PNM naik kelas," ujar Arief.
Ada pun ruang lingkup kerja sama Kementerian Investasi/BKPM dengan PT PNM mencakup diseminasi informasi perizinan berusaha bagi pelaku usaha UMKM, fasilitasi perizinan berusaha bagi pelaku usaha UMKM, fasilitasi penyelesaian hambatan berusaha bagi pelaku usaha UMKM, promosi layanan permodalan bagi pelaku usaha UMKM, penggunaan data Perizinan Berusaha, dan kerja sama lain yang disepakati oleh kedua pihak.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia sebanyak 64,2 juta.
Angka tersebut mencapai 99,9 persen dari keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia. Dengan jumlah tersebut, UMKM menyerap 120 juta dari 130 juta angkatan kerja Indonesia baik formal maupun informal.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bahlil Lahadalia dorong kampus lahirkan wirausaha muda