Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo memanfaatkan puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 yang dilangsungkan di Lapangan Merdeka, Medan, Sumatera Utara, Kamis, untuk mengajak seluruh elemen bersinergi dalam upaya penurunan stunting (kekerdilan anak).
"Saya mengajak kepada seluruh kekuatan bangsa untuk bergerak bersama-sama, bekerja bersama-sama, bersinergi bersama-sama untuk menurunkan stunting dan seluruh akar masalahnya," katanya dalam acara peringatan yang disiarkan langsung kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden, yang diikuti di Jakarta, Kamis.
Menurut Presiden hal itu penting demi mempersiapkan sumber daya manusia generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Pemerintah menargetkan angka stunting bisa ditekan ke tingkat 14 persen pada 2024 mendatang, setelah 37 persen pada 2014 dan 24,4 persen pada 2021.
Salah satu yang perlu diperhatikan dalam upaya pencegahan stunting adalah menciptakan jeda kelahiran anak yang disosialisasikan dan diterapkan oleh keluarga-keluarga di Indonesia.
Presiden mengimbau agar keluarga untuk menciptakan jeda kelahiran anak sekurang-kurangnya tiga tahun.
"Jangan tiap tahun punya anak, lebih dari tiga tahun. Diatur, sehingga ibu sudah pulih, gizinya baik, boleh punya anak lagi. Dan yang paling penting menyiapkan pendidikannya agar menjadi SDM generasi penerus yang berkualitas," katanya.
Di sisi lain, Presiden juga mengajak agar seluruh keluarga di Indonesia, terutama di daerah-daerah pedesaan, untuk memanfaatkan lahannya dengan bercocok tanam atau beternak.
"Jangan sampai ada lahan kosong. Gunakan untuk memproduksi kebutuhan pangan sehari-hari dan meningkatkan asupan gizi anak-anak kita. Ini penting saya ulang-ulang terus," katanya.
Presiden juga mengajak seluruh keluarga di Indonesia untuk menjaga kesehatan di lingkungan baik di dalam keluarga maupun di di lingkungan sekitar keluarga.
Ia juga menegaskan apabila keluarga turut berperan aktif, maka upaya penurunan stunting yang dilakukan oleh pemerintah baik tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota dapat segera membuahkan hasil.
"Dan terakhir saya percaya bahwa keluarga adalah pilar kesejahteraan bangsa, Keluarga merupakan ekosistem pertama dan utama dalam mengasuh, dalam mendidik, dalam membentuk manusia yg sehat, manusia yang bergizi, manusia yang berkualitas. Selamat memperingati Harganas ke-29. Majulah keluarga Indonesia," kata Presiden.
Turut menghadiri puncak peringatan Harganas ke-29 adalah Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, dan Wali Kota Medan Bobby Nasution.
Kemandirian pangan
Sebelumnya Presiden Joko Widodo juga menyampaikan pentingnya kemandirian pangan dalam membantu upaya pencegahan stunting. Oleh karena itu, Presiden mengajak kepada seluruh kepala daerah untuk memanfaatkan lahan sekecil apapun yang ada di wilayahnya untuk menanam dan berproduksi kebutuhan pangan sehari-hari.
"Jangan sampai ada lahan kosong, manfaatkan untuk asupan gizi anak-anak kita. Karena kita menanam di manapun itu tumbuh dan bisa kita panen. Penting sekali," katanya dalam acara peringatan Harganas ke-29 tersebut yang disiarkan langsung kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden, Kamis.
Presiden mengingatkan bahwa anak-anak adalah penentu wajah masa depan Indonesia. Menurut presiden apa bila anak-anak Indonesia pintar dan cerdas, semakin memudahkan dalam persaingan global.
"Kalau anak-anak kita stunting, gizinya enggak baik, nutrisinya enggak tercukupi, ah sudah...nanti ke depan bersaing dengan negara-negara lain akan kesulitan kita," katanya.
Presiden menyinggung persoalan kemandirian pangan karena kondisi komoditas harga pangan dunia yang naik terdampak invasi militer Rusia ke Ukraina sejak akhir Februari lalu.
Meski masyarakat Indonesia mayoritas mengkonsumsi beras sebagai komoditas pangan utama, Presiden mengingatkan masih ada dampak yang dirasakan invasi militer Rusia ke Ukraina yakni kebutuhan gandum.
"Kita juga impor gandum gede banget, 11 juta ton impor gandum kita. Ini hati-hati, yang suka makan roti, yang suka makan mie, bisa harganya naik," kata Presiden.
Presiden menjabarkan bahwa wilayah dua negara berkonflik tersebut, Rusia dan Ukraina, memiliki sumbangsih sekira 30-40 persen produksi gandum dunia. Sehingga wajar bila konflik di sana yang menimbulkan kerumitan jalur pengiriman gandum praktis berdampak pada lonjakan komoditas pangan dunia.
Di sisi lain, Presiden menegaskan kembali target pemerintahannya untuk menurunkan angka stunting di Indonesia ke tingkat 14 persen pada 2024 mendatang.
"Saya masuk di 2014 angka stunting 37 persen. Di 2021 angkat terakhir di 24,4 persen. Penurunannya sangat drastis sekali, tapi target kita di 2024 harus mencapai 14 persen," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Peringati Harganas ke-29, Presiden ajak sinergi penurunan stunting
Presiden Jokowi peringati Harganas ke-29 ajak sinergi penurunan kekerdilan
Kamis, 7 Juli 2022 13:48 WIB