Media sosial (medsos) , kata dia, dapat dijadikan sebagai alat untuk berbagai kegiatan publikasi terkait dengan edukasi kepada khalayak, karena kebudayaan tidak hanya pada seni pertunjukan saja melainkan banyak hal yang diproduksi manusia.
"Arti kebudayaan itu sangat luas, bukan hanya bicara tentang seni pertunjukan, semua produk manusia itu juga masuk dalam unsur kebudayaan, termasuk handphone, serta teknologi lainnya," katanya. Ia menyampaikan kebudayaan memiliki makna yang sangat luas, termasuk kehadiran teknologi atau media sosial juga bagian dari kebudayaan karena berupa alat, bukan tujuan. Tujuannya terkait dengan kemudahan publikasi.
Selain itu, lanjut dia, kehadiran teknologi bisa menjadi alat mengedukasi kepada khalayak luas tentang berbagai informasi apa saja yang memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia seperti dokumentasi, termasuk pemasaran kebudayaan.
"Publikasi itu terkait juga dengan edukasi kepada khalayak, edukasi terkait dengan berbagai hal, bisa juga menyangkut 'value', nilai, bisa juga sandang, pangan, papan, termasuk UMKM berbasis kebudayaan," katanya.
Ia menjelaskan kaitan kebudayaan dengan digitalisasi yakni diartikan sebagai media dengan kelebihan yang bisa menyampaikan informasi dengan cepat dan mudah ke seluruh dunia.
"Namun demikian kondisi ini menunjukkan bahwa digitalisasi memiliki kelemahan. Sebab, jika informasi yang disebarkan ternyata salah, maka dengan cepat pula menyebar ke seluruh dunia," kata Yudi Wahyudin .
Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah menambahkan kebudayaan tidak diartikan sempit yaitu hanya sebatas seni pertunjukan seperti tari, musik, dan yang lainnya. Kebudayaan sangat luas dan besar manfaatnya jika dikelola secara baik dan benar, bisa mendatangkan kesejahteraan.
"Digitalisasi, literasi, atau teknologi bisa menjadi sarana pendukung utama bagi siapapun, termasuk para pelaku kebudayaan untuk meningkatkan kapasitas atau SDM mereka," katanya.
Kemendikbudristek minta warga gunakan produk lokal agar SMK lebih inovatif
Jumat, 24 Juni 2022 20:15 WIB