"Dengan demikian, pengembangan layanan digital BNI juga turut mendukung upaya pemerintah dalam menuju masyarakat non tunai ( cashless society) serta memberikan kemudahan, kenyamanan, dan keamanan bertransaksi yang menjadi faktor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia," ungkap Susi.
Sementara itu, Corporate Secretary BNI Mucharom menyampaikan BNI Mobile Banking merupakan product champion milik BNI yang menjadi sumber pendapatan dan pencetak laba perseroan, seperti tahun 2021 dengan pembukuan laba bersih Rp10,89 triliun atau tumbuh 232,2 persen.
Laba bersih tersebut dihasilkan dari Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) yang tumbuh kuat sebesar 14,8 persen (yoy) sehingga mencapai Rp31,06 triliun. "Pencapaian ini bahkan menjadi yang tertinggi yang pernah dihasilkan BNI, lebih tinggi dari pendapatan operasional sebelum pandemi. Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit melalui pengawasan, penanganan, dan kebijakan yang efektif membuat tingkat biaya kredit membaik menjadi 3,3 persen," ungkap Mucharom.
Mucharom menjelaskan ekspansi kinerja BNI ini berlanjut pada 2022 dengan pembukuan laba bersih pada kuartal pertama mencapai Rp3,96 triliun atau tumbuh 63,2 persen (yoy), yang dihasilkan dari PPOP mencapai Rp8,5 triliun atau tumbuh kuat 7,3 persen (yoy).