Direktur KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan keberhasilan pengerjaan tunnel 2 sepanjang 1.040 meter ini menjadi salah satu titik konstruksi yang mempunyai tantangan tinggi ini merupakan kebahagiaan terutama untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Ini adalah salah satu milestone yang terpenting dalam proses penyelesaian proyek kereta cepat Jakarta Bandung. Hari ini, kami breakthrough tunnel 2," ujarnya kepada wartawan di Purwakarta, Jawa Barat, Selasa.
Disebutkannya, jenis tanah lempung atau clay shale dalam proyek terowongan ini mempunyai karakteristik yang mudah lapuk apabila terekspos saat penggalian, sehingga berpotensi menimbulkan pergerakan konstruksi timbunan maupun jalan yang terdapat di atasnya. Tanah lempung tersebut tergolong ekstrem karena jika terekspos air dan udara dapat mengurangi hingga 80 persen daya dukung tanah.
"Tunnel 2 ini adalah salah satu obstacle terberat dalam pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung karena kondisi geologi yang dipenuhi oleh clay shale," jelas Dwiyana.
KCIC melakukan beberapa mitigasi dengan menambah galian yang semula dua titik menjadi empat titik. Selain itu, perusahaan juga menambah tenaga kerja hingga meningkatkan jumlah layer yang dari tiga lapis menjadi sembilan lapis untuk menghindari adanya runtuhan galian.
KCIC melapisi dinding dan atap terowongan dengan double sheet wall agar memperkokoh terowongan tersebut, sehingga memperlambat pekerjaan proyek.